TNI/POLRI

Cek Gratis hingga Jajanan Sehat, Inilah Program Sekolah Sehat Bojonegoro

aksesadim01
5912
×

Cek Gratis hingga Jajanan Sehat, Inilah Program Sekolah Sehat Bojonegoro

Sebarkan artikel ini
F5029085 0c68 47be 96ae 91f1c6912442

BOJONEGORO – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro melalui Dinas Kesehatan terus mendorong lahirnya budaya hidup sehat di lingkungan sekolah. Upaya itu diwujudkan melalui Gerakan Sekolah Sehat (GSS) yang kini semakin gencar disosialisasikan.

Dalam talkshow SAPA! Malowopati FM pada Jumat (29/8/2025), hadir sebagai narasumber dr. Trikarahmawati, Pengelola Layanan Kesehatan Bidang Kesehatan Masyarakat Dinkes Bojonegoro.

Ia menjelaskan, GSS menjadi jawaban atas meningkatnya kasus penyakit pada anak usia sekolah, baik secara nasional maupun di Bojonegoro.

“GSS membangun budaya sehat pada anak, mulai dari kebiasaan makan bergizi seimbang hingga rutin beraktivitas fisik. Sejak Februari program Cek Kesehatan Gratis (CKG) sudah berjalan di sekolah, dan sejak Juli–Agustus cakupannya merata, termasuk di sekolah rakyat. Ini langkah preventif melindungi anak-anak,” terang dr. Trika.

Dia menambahkan, GSS fokus pada lima indikator utama: sehat bergizi, sehat fisik, sehat imunisasi, sehat jiwa, dan sehat lingkungan. Menurutnya, tantangan terbesar masih pada pemahaman masyarakat, sehingga edukasi dan kampanye jemput bola terus dilakukan.

Sementara itu, Sumarianto, Pengawas Sekolah Dinas Pendidikan Kabupaten Bojonegoro, menekankan pentingnya pembiasaan sederhana seperti cuci tangan, pengawasan jajanan kantin, serta menghindari makanan berbahaya.

“Kami bekerjasama dengan puskesmas memeriksa kualitas jajanan. Selain itu, hidup sehat juga diintegrasikan dalam pelajaran, kegiatan parenting, hingga praktik sehari-hari di sekolah,” jelasnya.

Dirinya memaparkan, setiap jenjang pendidikan mendapat fokus berbeda. PAUD mendapatkan Program Makanan Tambahan (PMT) sebulan sekali, SD difokuskan pada jajanan sehat, sementara sehat fisik didorong melalui senam pagi rutin agar siswa terbiasa bergerak. Sehat jiwa dan sehat lingkungan dikuatkan melalui pengendalian emosi serta pengelolaan sampah berbasis sekolah Adiwiyata.

Selain itu, Bojonegoro juga bekerja sama dengan Balai Penjaminan Mutu Pendidikan (BPMP) melalui pelatihan kepala sekolah dan guru agar bisa menjadi proyek percontohan GSS.

Dukungan juga datang dari Kementerian Agama. Siti Mafudhoh, Pengawas Sekolah Madya Jenjang MA di Kemenag Bojonegoro, menjelaskan sejak 2019 Kemenag telah meluncurkan Gerakan Madrasah Sehat (GEMAS).

“Di Jawa Timur sudah ada buku panduan madrasah sehat. Di Bojonegoro ada 777 madrasah yang menerapkan GEMAS, disesuaikan dengan intrakurikuler, kokurikuler, maupun ekstrakurikuler. Bukan hanya soal jajanan sehat, tapi juga membiasakan olahraga ringan sebelum belajar,” ujarnya.

Menurutnya, madrasah sehat terbukti meningkatkan prestasi akademik maupun non-akademik siswa. “Kesehatan dan pendidikan tidak bisa dipisahkan,” pungkasnya.

Dengan kolaborasi lintas sektor, Pemkab Bojonegoro optimistis GSS dan GEMAS akan mencetak generasi sehat, cerdas, serta berdaya saing tinggi sejak dini. (yen)