Daerah

100 Hari Kerja Bupati Lamongan: Masyarakat Meringis, Janji Tinggal Janji

aksesadim01
2772
×

100 Hari Kerja Bupati Lamongan: Masyarakat Meringis, Janji Tinggal Janji

Sebarkan artikel ini
Img 20250530 wa0052

LAMONGAN – Seratus hari masa kepemimpinan Bupati dan Wakil Bupati Lamongan, Yuhronur Efendi dan Dirham Akbar Aksara, menuai sorotan tajam dari berbagai kalangan masyarakat.

Warga mulai angkat suara soal janji-janji manis yang sempat digaungkan saat kampanye Pilbup 2024 lalu, namun kini dinilai belum menunjukkan perubahan signifikan di lapangan.

Alih-alih membawa angin segar bagi masyarakat Lamongan, program-program yang dijanjikan tampak belum terasa dampaknya.

Bahkan, sebagian masyarakat mengaku kecewa karena persoalan-persoalan krusial masih belum tersentuh dengan serius oleh pemerintah daerah.

Salah satu keluhan terbesar datang dari wilayah Lamongan bagian utara, yang setiap musim hujan kerap dilanda banjir.

Hingga kini, belum terlihat upaya konkret dari pemerintah dalam mengatasi permasalahan yang terus berulang tersebut.

Warga menilai, pemerintah justru terlihat lamban dan belum punya solusi jangka panjang untuk penanganan banjir yang terus menjadi momok tahunan.

“Sudah bertahun-tahun kami kebanjiran, tapi sampai hari ini belum ada perubahan. Janji-janji waktu kampanye hanya tinggal janji,” keluh Imam, seorang warga di Kecamatan Laren, Selasa 3 Juni 2025.

Bukan hanya persoalan banjir, berbagai aspek pembangunan lainnya juga belum memperlihatkan progres berarti.

Infrastruktur jalan di beberapa kecamatan masih rusak parah, pelayanan publik belum merata, dan keterbukaan informasi kepada masyarakat dinilai masih minim.

Padahal, dalam kampanye lalu, pasangan YES–Dirham menjanjikan pembangunan yang merata, cepat, dan transparan.

Kritik dari masyarakat ini sejatinya adalah bentuk kontrol sosial yang sah dan penting dalam sistem demokrasi.

Ketika rakyat menyuarakan kekecewaan, itu bukan semata-mata bentuk perlawanan, melainkan peringatan agar para pemimpin tidak terlena dengan jabatan.

“Kami bukan membenci, kami hanya mengingatkan. Jangan lupakan janji kepada rakyat,” ujar Imam.

Sejumlah pengamat politik lokal juga turut menanggapi sorotan publik ini. Mereka menyebut bahwa dalam masa 100 hari pertama, seharusnya kepala daerah sudah mampu menunjukkan arah yang jelas dan langkah awal yang konkret.

Apalagi janji-janji kampanye bukanlah sekadar pemanis, tetapi komitmen publik yang harus ditepati.

Kini, masyarakat menantikan langkah nyata dari Bupati dan Wakil Bupati Lamongan. Bukan lagi sekadar pernyataan atau seremoni, tapi kebijakan yang langsung menyentuh kebutuhan warga.

Penanganan banjir, perbaikan infrastruktur, serta pemerataan layanan publik menjadi isu yang mendesak untuk segera dituntaskan.

Apakah pasangan Bupati Lamongan Yuhronur Efendi dan Wakil Bupati Lamongan Dirham Akbar Aksara akan menjawab kritik ini dengan aksi nyata, ataukah janji tinggal janji, waktu yang akan menjawab. (Bup)