Infotaiment

Klinik Muhammadiyah Kedungadem Bojonegoro: Dari Sederhana Menjadi Pemain Utama

aksesadim01
2788
×

Klinik Muhammadiyah Kedungadem Bojonegoro: Dari Sederhana Menjadi Pemain Utama

Sebarkan artikel ini
Img 20250426 wa0008

BOJONEGORO – Klinik Rawat Inap Utama Muhammadiyah Kedungadem terus menunjukkan perkembangan yang luar biasa sejak awal berdiri pada 1 September 2003.

Terletak sekitar 35 km dari pusat Kota Bojonegoro, klinik yang awalnya bernama Balai Pengobatan dan Rumah Bersalin (BPRB) ini, kini telah berkembang pesat menjadi fasilitas kesehatan utama yang melayani masyarakat di wilayah Kedungadem.

“Awalnya kami sangat sederhana, hanya sebuah BPRB, namun semangat untuk melayani umat tak pernah surut,” kata dr. Haryono, Pimpinan Klinik Rawat Inap Utama Muhammadiyah Kedungadem, dalam wawancara pada Jum’at (25/4/2025).

Berada di bawah naungan Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Kedungadem, klinik ini berubah status menjadi Klinik Rawat Inap Tipe Utama pada 2017 sebagai bagian dari upaya untuk meningkatkan kualitas layanan kesehatan.

Perubahan status ini juga disertai dengan penambahan layanan spesialis sebagai bagian dari strategi untuk memperkuat keberadaan Muhammadiyah dalam dunia kesehatan.

“Sejak 2017, kami bertransformasi menjadi klinik tipe utama. Dengan perubahan ini, kami harus memenuhi syarat-syarat yang lebih tinggi, termasuk menyediakan layanan spesialis. Tentu ini menjadi tantangan sekaligus peluang untuk kami terus berkembang,” jelas Haryono.

Pencapaian signifikan juga terlihat dari perluasan layanan klinik. Tahun 2017, klinik ini membuka unit baru, yaitu Klinik Pratama Rawat Jalan Muhammadiyah Kedungadem 2, yang fokus pada layanan rawat jalan, perawatan gigi, dan kecantikan.

Kini, dengan total tempat tidur sebanyak 37 bed, Klinik Muhammadiyah Kedungadem mengalami lonjakan permintaan layanan. Di tahun 2024, Bed Occupancy Rate (BOR) klinik ini mencapai 116%, jauh melampaui standar ideal, yang berarti tingginya kepercayaan masyarakat terhadap layanan kesehatan yang disediakan.

Pada tahun 2024, tercatat 3.494 pasien rawat inap, sementara jumlah pasien rawat jalan spesialis sebanyak 2.906 orang, dan 1.468 orang untuk rawat jalan umum. Semua angka ini menunjukkan tingginya permintaan layanan medis dari masyarakat.

Ditempatkan di atas lahan seluas 6.500 meter persegi dengan bangunan 1.800 meter persegi, Klinik Muhammadiyah Kedungadem tidak terhambat oleh keterbatasan lahan.

“Keterbatasan bukan penghalang, tapi justru menjadi pemacu kami untuk berinovasi,” ungkap Haryono.

Bagi manajemen klinik, kualitas sumber daya manusia (SDM) adalah kekuatan utama. Sejak awal, klinik ini telah berinvestasi besar dalam pendidikan dan peningkatan kapasitas tenaga medisnya.

“Kami percaya pada pengembangan SDM, sehingga kami memilih untuk menyekolahkan tenaga medis untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang spesialis,” tambah Haryono.

Pada 2019, klinik ini menyekolahkan seorang dokter muda untuk mengambil spesialisasi kandungan di Universitas Sebelas Maret, dan menanggung seluruh biaya pendidikan serta biaya hidupnya.

Pada 2022, dua calon spesialis paru dan bedah umum juga dikirim untuk melanjutkan pendidikan. Begitu juga pada 2023, beberapa tenaga IT dan D3 rekam medis turut diberi kesempatan untuk melanjutkan studi guna memperkuat sistem digitalisasi klinik.

“Kami berkomitmen untuk mengembangkan SDM kami. Sebagai syarat, mereka yang disekolahkan harus berkomitmen untuk mengabdi seumur hidup di Muhammadiyah,” lanjut Haryono.

Sebagai bentuk pengakuan atas dedikasi pegawainya, manajemen klinik memberangkatkan sepasang suami istri yang memiliki kinerja luar biasa untuk menunaikan ibadah umrah.

“Kami menghargai setiap kontribusi, terutama dari mereka yang bekerja dengan penuh hati,” katanya.

Tidak hanya itu, Klinik Muhammadiyah Kedungadem juga terus bertransformasi dengan mengadopsi teknologi terkini. Dengan hampir 90% sistem Electronic Medical Record (ERM), klinik ini telah berhasil mengurangi penggunaan kertas dan meningkatkan efisiensi serta akurasi dalam pelayanan.

Penghargaan demi penghargaan terus diraih oleh klinik ini. Pada 2023-2024, Klinik Muhammadiyah Kedungadem dinobatkan sebagai Klinik Terbaik Jawa Timur versi BPJS, serta meraih penghargaan Klinik Utama Terbaik dari MPKU PWM Jawa Timur pada 2024.

“Penghargaan ini menjadi bukti bahwa kami berada di jalur yang benar. Ini akan memotivasi kami untuk terus memberikan pelayanan terbaik,” tambahnya.

Kini, Klinik Muhammadiyah Kedungadem tidak hanya berfokus pada pengembangan layanan, tetapi juga tengah mempersiapkan langkah besar untuk menjadi rumah sakit pada tahun 2026.

Dengan rencana pembangunan ruang operasi, ICU, NICU, dan fasilitas penunjang lainnya, klinik ini memiliki peta jalan yang jelas untuk masa depan.

“Kami memiliki roadmap bertahap: penguatan SDM, pengembangan sistem, dan penyempurnaan fasilitas. Ketiga pilar ini akan kami jadikan dasar untuk mencapai status Rumah Sakit,” pungkas Haryono.

Dengan visi “Melayani Sehangat Keluarga,” Klinik Muhammadiyah Kedungadem semakin membuktikan bahwa komitmen terhadap kualitas dan pelayanan adalah kunci utama dalam mencapai kesuksesan yang berkelanjutan. (Er)