Daerah

Lamongan Rawan Banjir Bertahun-Tahun, Tapi Solusinya Masih Wacana

aksesadim01
2773
×

Lamongan Rawan Banjir Bertahun-Tahun, Tapi Solusinya Masih Wacana

Sebarkan artikel ini
Img 20250604 wa0054

LAMONGAN – Potret darurat banjir dan infrastruktur rusak di Lamongan kembali jadi sorotan. Plt Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak bersama Bupati Lamongan Yuhronur Efendi akhirnya melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke sejumlah titik bencana, termasuk Desa Ketapangtelu, Kecamatan Karangbinangun, yang langganan tergenang air, Selasa (3/6/2025).

Ironisnya, wilayah ini sudah lama masuk kategori cekungan rawan banjir, namun penanganan baru mulai “serius” setelah dampak makin parah.

“Daerah ini memang rawan, tapi kami terus koordinasi dengan Bupati, BBWS, dan Pemprov. Penanganan juga akan dilakukan di Kali Lamong,” ujar Emil, seolah menyadari potensi yang sudah lama diabaikan.

Banjir bukan masalah baru. Warga sudah berkali-kali mengeluh. Bahkan, Jembatan Mediyeng di desa tersebut sudah ambles tiga kali. Mirisnya, jembatan yang dibangun dengan dana desa itu tak kunjung mendapatkan penanganan struktural yang layak.

“Perlu kajian lagi sebelum kami bantu,” ujar Emil. Lagi-lagi, rakyat diminta sabar menunggu kajian demi kajian.

Sementara itu, bantuan dana Rp 3,5 juta untuk 25 rumah terdampak banjir disebut akan segera disalurkan. Tapi nilai bantuan itu hanya cukup untuk menaikkan lantai, bukan menyelesaikan akar masalah banjir.

Pak Yes, sapaan akrab Bupati Lamongan Yuhronur Efendi , menyebut penanganan banjir dilakukan secara kolaboratif. Tapi faktanya, masalah klasik seperti drainase buruk dan jalan rusak masih terjadi tiap tahun.

Kondisi miris lainnya terungkap saat sidak di jalan nasional KM 54+365-54+665 Sukodadi, di mana drainase lebih tinggi dari badan jalan.

Hasilnya, air terus menggenangi jalan utama, rawan kecelakaan, dan merusak jalan berulang kali. Emil meminta perbaikan, tapi ini seharusnya sudah dilakukan sejak awal.

“Infrastruktur adalah tanggung jawab kami semua,” kata Emil. Tapi mengapa selalu terlambat.

Sidak ditutup di proyek Jalan Lingkar Utara (JLU), yang meski sudah dibangun, belum dibuka untuk umum karena belum ada traffic light.

Lagi-lagi, masyarakat diminta menunggu tiga bulan ke depan. Padahal jalur itu bisa mengurai kemacetan yang sudah lama jadi keluhan. (Bup)