KOTA BATU – Pemerintah Kota Batu mengadakan Kuliah Umum dengan tema “Pembangunan Berkelanjutan untuk Masa Depan Kota Batu” di Graha Pancasila, Balaikota Among Tani, Kota Batu, pada Rabu (12/2/2025).
Acara ini dihadiri oleh 175 pejabat Eselon II, Eselon III, Eselon IV, serta pejabat fungsional di lingkungan Pemkot Batu, dan menghadirkan narasumber utama Dr. H. Suhajar Diantoro, M.Si., Tenaga Ahli Menteri Dalam Negeri dan Wakil Rektor Bidang Hukum, Kerja Sama, dan Kepegawaian Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN).
Dalam sambutannya, Pj. Wali Kota Batu, Aries Agung Paewai, menjelaskan bahwa efisiensi menjadi pertimbangan utama dalam memilih lokasi kuliah umum di Graha Pancasila, bukan di hotel.
“Saya sebenarnya ingin mengadakan acara di hotel, tetapi demi efisiensi, kami memilih Graha Pancasila. Namun, sebagai kota pariwisata, keberadaan hotel-hotel juga perlu diperhatikan. Semoga pemerintah dapat melihat sisi positif dari daerah yang memiliki karakteristik unik seperti Kota Batu,” ujarnya.
Aries juga menambahkan bahwa tahun 2025 akan menjadi momentum untuk meningkatkan sumber daya manusia (SDM) di Kota Batu, baik di kalangan pemerintahan maupun masyarakat umum.
“Kami menetapkan tahun 2025 sebagai tahun peningkatan SDM. Harapannya, SDM Kota Batu dapat menjadi pemimpin masa depan. Oleh karena itu, sejak awal tahun kami terus mendorong peningkatan kapasitas, termasuk melalui kegiatan seperti ini,” tambahnya.
Di sisi lain, Dr. Suhajar Diantoro dalam acara tersebut menekankan pentingnya menjaga sektor-sektor utama yang mendukung perekonomian Kota Batu, seperti pertanian, konstruksi, dan pariwisata. Ia juga memberikan beberapa rekomendasi kebijakan untuk memastikan keberlanjutan ekonomi daerah.
Untuk sektor pertanian, ia menyarankan penerapan teknologi pertanian dan diversifikasi komoditas unggulan, serta pengembangan konsep agrowisata. Dalam sektor konstruksi, ia menekankan pentingnya pembangunan infrastruktur yang ramah lingkungan dan melibatkan UMKM dalam rantai pasok. Sementara itu, untuk sektor pariwisata, ia menekankan perlunya promosi digital dan peningkatan kualitas layanan melalui pelatihan serta sertifikasi bagi pelaku usaha.
“Lindungi dengan baik sektor-sektor utama yang menopang perekonomian di Kota Batu, agar tetap menjadi kekuatan utama,” tegasnya.
Dalam kesempatan ini, ia juga membahas pergeseran struktur ekonomi Kota Batu dari sektor primer (pertanian) ke sektor sekunder (konstruksi) dan tersier (jasa). Hal ini terlihat dari meningkatnya kontribusi sektor konstruksi seiring dengan pembangunan infrastruktur strategis di kota ini. Di sisi lain, sektor penyediaan akomodasi dan makanan minum tetap stabil, mencerminkan daya tarik pariwisata yang masih kuat.
Suhajar juga menjelaskan mengenai masalah efisiensi anggaran yang sedang dilakukan pemerintah. “Sebenarnya efisiensi ini adalah pergeseran pos anggaran. Uangnya masih ada di sini, hanya dipindahkan ke pos yang lebih efektif,” ujarnya.
Ia juga menekankan tantangan urbanisasi di Indonesia, di mana peningkatan jumlah penduduk di daerah perkotaan belum diimbangi dengan pengelolaan yang efektif.
“Pada tahun 2024, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kota Batu mencapai 79,69, meningkat 0,62 poin dibandingkan tahun sebelumnya. Angka ini menempatkan Kota Batu dalam kategori IPM tinggi. Namun, masih ada tantangan yang perlu diatasi, seperti peningkatan rata-rata lama sekolah dan akses layanan kesehatan bagi kelompok rentan,” ujarnya.
Ia berpendapat bahwa sektor pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan saling terkait dan merupakan kunci utama bagi kemajuan suatu daerah. Oleh karena itu, strategi pembangunan Kota Batu harus sejalan dengan visi pembangunan nasional, termasuk Asta Cita yang dicanangkan oleh Presiden dan Wakil Presiden.
Sebagai penutup, Suhajar mengingatkan bahwa urbanisasi adalah fenomena yang tidak dapat dihindari, sehingga diperlukan strategi pengelolaan yang inklusif dan berkelanjutan.
“Setiap generasi memiliki tantangan tersendiri. Tugas kita adalah mengelola urbanisasi dengan baik, bukan menolaknya,” tegasnya. (Fur)