Daerah

Telur Ayam Jadi Berkah, Warga Bojonegoro Mandiri Ekonomi Lewat GAYATRI

aksesadim01
5990
×

Telur Ayam Jadi Berkah, Warga Bojonegoro Mandiri Ekonomi Lewat GAYATRI

Sebarkan artikel ini
50f230fc 1292 4388 b323 ed07d9d04d5b

BOJONEGORO – Jam menunjukkan pukul 10.30 WIB, Selasa (2/9/2025). Suara kokok ayam bercampur dengan riuh ayam betina di kandang milik Sariyanto, warga Desa Piyak, Kecamatan Kanor, Kabupaten Bojonegoro. Dari teras rumah sederhana itu, suara ayam terdengar jelas, pertanda sang pemilik tengah memanen telur.

Pagi itu, Sariyanto tampak sumringah. Tangannya cekatan memungut telur-telur ayam yang menggelinding dari kandang mini berjejer rapi di samping rumahnya. Senyum merekah karena hasil panen hariannya kini stabil, berkat program Gerakan Beternak Ayam Petelur Mandiri (GAYATRI) yang digagas Pemerintah Kabupaten Bojonegoro.

Sariyanto bercerita, awal menerima bantuan ayam dari program GAYATRI, produktivitas telurnya masih naik turun. Namun, seiring waktu, jumlah telur yang dipanen semakin meningkat. Kini, ia bisa memanen 45–50 butir atau setara 3 kilogram telur per hari.

“Kalau sekarang bisa dibilang sudah 100 persen panen tiap hari. Kalau dulu ya mulai dari 1 butir, terus bertambah sedikit demi sedikit sampai stabil seperti sekarang,” ungkapnya.

Telur hasil panennya ia jual ke toko kelontong dengan harga berkisar Rp24.500 – Rp26.000 per kilogram. Sebagian hasil penjualan ia sisihkan untuk membeli pakan, agar ke depan tidak lagi bergantung pada bantuan.

“Saya dapat 12 zak pakan, sekarang masih ada 4 zak. Tapi setiap hari pasti saya sisihkan sedikit hasil penjualan untuk beli pakan, biar nanti bisa mandiri. Dua tahun lagi juga harus siap regenerasi ayam kalau sudah tidak bertelur,” tambahnya.

Program GAYATRI bukan hanya soal bantuan ayam. Menurut Sariyanto, dirinya dan penerima manfaat lain juga mendapat pendampingan intensif dari BUMDESMA Kanor serta pelatihan rutin dari Dinas Peternakan dan Perikanan Bojonegoro. Ayam-ayamnya pun mendapat vaksinasi serta jaminan pakan berkualitas.

Hal inilah yang membuat para penerima manfaat bisa cepat beradaptasi dan langsung produktif.

Sekretaris Desa Piyak, Saeful, menambahkan bahwa keberhasilan warganya tak lepas dari dukungan penuh Pemkab Bojonegoro dan peran aktif Dinas Peternakan. Bahkan, Desa Piyak menjadi salah satu desa tercepat yang merealisasikan program GAYATRI menggunakan alokasi dana desa (ADD) tahun 2025.

“Di Desa Piyak ada 5 KPM (keluarga penerima manfaat) yang sudah menerima sejak Mei lalu, dan sekarang produktivitasnya 100 persen semua. Bahkan, puluhan calon penerima baru juga sudah diverifikasi,” jelas Saeful.

Ia berharap, program ini tidak hanya berhenti di bantuan awal, tetapi benar-benar menjadi sumber penghidupan yang berkelanjutan bagi warga.

“Semoga warga bisa mengatur hasil penjualan telur untuk kebutuhan pakan dan keberlangsungan ternak. Kalau dijalankan dengan baik, ini bisa jadi mata pencaharian tetap,” pungkasnya.

Kisah Sariyanto hanyalah satu dari banyak bukti bahwa program GAYATRI mampu memberi dampak nyata. Dengan modal ayam petelur, pendampingan, dan pengelolaan yang tepat, warga bisa mandiri, punya tambahan penghasilan, sekaligus memperkuat ketahanan pangan di desa. (yen)