KEDIRI – Aksi pengeroyokan antar perguruan silat kembali memanas di Kabupaten Kediri. Enam orang pelaku, termasuk tiga anak di bawah umur, berhasil dibekuk aparat Polres Kediri hanya dalam waktu kurang dari 24 jam setelah kejadian.
Pengungkapan kasus ini dipaparkan dalam konferensi pers yang digelar Kamis (17/7/2025) oleh Kasatreskrim Polres Kediri, Iptu Joshua Peter Krisnawan, mewakili Kapolres Kediri, AKBP Bramastyo Priaji.
Ia menegaskan bahwa petugas langsung bergerak cepat usai menerima laporan dari korban.
“Enam orang kami amankan, dan tiga di antaranya masih berstatus pelajar,” ungkap Iptu Joshua kepada awak media.
Insiden bermula pada Minggu dini hari (29/6/2025), saat korban berinisial MJK (22) dan temannya tengah dalam perjalanan pulang usai mengikuti acara pengesahan anggota baru salah satu perguruan silat.
Namun nahas, di tengah jalan tepatnya di Desa Sumberagung, Kecamatan Wates, mereka dihadang sekelompok orang tak dikenal yang langsung menyerang secara brutal. Bukan hanya dipukuli, atribut silat milik korban pun dirampas.
Dari hasil penyelidikan, diketahui motif pengeroyokan adalah fanatisme buta terhadap almamater perguruan silat masing-masing.
Para pelaku sengaja melakukan aksi konvoi dan sweeping untuk mencari anggota perguruan lawan yang sedang melintas.
“Ini bentuk fanatisme yang salah kaprah. Kami akan tindak tegas,” kata Iptu Joshua.
Barang bukti yang diamankan antara lain sabuk silat, pakaian perguruan, handphone, hingga senjata besi jenis double stick.
Sementara korban mengalami luka lebam cukup serius dan sudah mendapat perawatan medis.
Menanggapi insiden ini, Ketua IPSI Kabupaten Kediri, Hari Setiawan, menyerukan agar seluruh anggota perguruan silat ikut menjaga keamanan dan tidak terprovokasi.
Senada, Dewi Anggraini selaku Wakil Ketua Pagar Nusa Kabupaten Kediri mengapresiasi langkah cepat Polres Kediri.
“Kami berterima kasih atas respon cepat dari kepolisian. Untuk pelaku yang terlibat, kami juga akan ambil tindakan internal,” ujar Dewi.
Kasatreskrim Polres Kediri menutup konferensi dengan ajakan tegas kepada para pemuda. “Jaga nama baik perguruan kalian. Jangan jadi pemicu konflik, tapi jadilah pemersatu,” tutupnya. (sdr)