BOJONEGORO – Dalam kegiatan Penyuluhan Hukum, Keluarga Sadar Hukum yang digelar di Balai Desa Mayangkawis, yang diselesaikan Pemkab Bojonegoro Bagian Hukum, Kamis (7/8/2025), Komandan Koramil Balen, Kapten CBA Moch. Ridhon, mengungkap sejumlah potensi konflik di tengah masyarakat yang sering luput dari perhatian terutama di sektor pertanian.
Dalam sambutannya yang hangat dan penuh refleksi, Ridhon menekankan pentingnya kesadaran hukum yang tidak sekadar teori, tetapi menyatu dalam kehidupan sehari-hari masyarakat desa, terutama di wilayah pertanian seperti Kecamatan Balen.
“Kita ini sadar hukum bukan berarti tidak pernah salah. Justru manusia dikatakan sempurna karena masih bisa salah dan bisa belajar dari kesalahan itu,” ujarnya.
Ridhon secara gamblang memaparkan bahwa banyak konflik petani di desa justru bermula dari persoalan-persoalan teknis, seperti penggunaan pompa air, distribusi air irigasi, dan penyalahgunaan BBM bersubsidi.
“Ada petani yang pakai BBM untuk pompa air, tapi malah dikomersilkan. Itu jelas melanggar aturan. Kalau sudah begini, konflik antar sesama petani bisa terjadi. Harusnya BBM digunakan tepat guna dan tepat sasaran,” tegasnya.
Lebih lanjut, ia menyentil praktik tidak adil dalam distribusi air. Ketika petani di bagian hilir menyedot air lebih dulu tanpa giliran, maka petani di hulu bisa dirugikan. Situasi ini, kata Danramil, kerap memicu percekcokan hingga potensi bentrokan.
“Karena itu kami sering patroli malam. Supaya bisa dicegah sebelum terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan. Jangan sampai sesama warga desa malah berkelahi gara-gara rebutan air,” ucapnya.
Danramil Balen juga mengajak semua pihak, termasuk kepala desa, Bhabinkamtibmas, dan Babinsa, agar lebih aktif menyelesaikan masalah di tingkat bawah.
“Jangan sampai masalah kecil naik ke atas. Cukup selesaikan di desa, dengan musyawarah. Ini peran tiga pilar desa, kepala desa, Babinsa, dan Bhabinkamtibmas,” katanya.
Dirinya mencontohkan, pernah menerima laporan masyarakat dari luar desa yang tidak jelas identitasnya. Akibatnya, muncul kebingungan di tingkat wilayah karena tidak ada data pendukung. Ia mengingatkan pentingnya komunikasi langsung agar tidak terjadi salah paham.
“Kalau memang ada laporan, mari kita cek sama-sama. Tapi jangan sampai hanya karena kata orang luar, kita jadi curiga dengan warga sendiri,” jelasnya.
Di akhir penyampaian materi, Danramil menegaskan bahwa kehadiran TNI dalam kegiatan ini bukan sekedar formalitas. Mereka siap bersinergi untuk menciptakan lingkungan yang taat hukum, damai, dan guyub di wilayah Kecamatan Balen.
“Kami hadir bukan karena tahu segalanya. Tapi kami punya tanggung jawab untuk menyampaikan hal-hal yang bisa mencegah konflik di masyarakat,” tutupnya.
Kegiatan ini menjadi momentum penting untuk memperkuat pemahaman hukum dari tingkat akar rumput, menyentuh langsung persoalan-persoalan riil masyarakat, dan menjadi ruang dialog antara aparat, pemerintah desa, dan warga. (yen)