Daerah

Pengunjung Membludak, Batik Bojonegoro Kembali Jadi Magnet Wisata

aksesadim01
2889
×

Pengunjung Membludak, Batik Bojonegoro Kembali Jadi Magnet Wisata

Sebarkan artikel ini
Img 20250622 wa0000

BOJONEGORO – Gelaran akbar Bojonegoro Wastra Batik Festival (BWBF) 2025 resmi berakhir dengan gemilang, dalam penutupan yang berlangsung Sabtu (21/6/2025), Bupati Bojonegoro menyampaikan apresiasi luar biasa kepada seluruh pihak yang terlibat, mulai dari panitia, pelaku UMKM, peserta, hingga masyarakat yang berbondong-bondong hadir memeriahkan festival budaya tahunan ini.

Tahun ini menjadi pembuktian bahwa batik bukan hanya soal kain, tapi juga kekuatan ekonomi, identitas daerah, dan magnet pariwisata.

Tak main-main, sebanyak 105 stand batik dari berbagai daerah di Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat hadir membawa karya terbaik mereka.

Selama empat hari penyelenggaraan, geliat ekonomi lokal pun ikut berdenyut. Total transaksi mencapai Rp1,3 Miliar, melampaui angka tahun sebelumnya. Sebuah capaian yang langsung disambut bahagia oleh para pelaku UMKM yang terlibat.

“Saya sampai harus bolak-balik ambil stok ke rumah karena ludes terus,” ujar Uswatun Hasanah, pelaku UMKM asal Tuban yang mengaku terkesan dengan antusiasme masyarakat dan profesionalitas acara.

BWBF 2025 bukan sekadar pameran batik biasa. Festival ini juga menghadirkan berbagai pertunjukan seni dan lomba yang memadukan unsur budaya dan kreativitas kekinian.

Salah satu sorotan adalah Lomba Fashion Show Batik Evening Gown yang memperlihatkan bahwa batik mampu tampil anggun dalam balutan mode modern.

Tak hanya itu, Grand Final Kange Yune Bojonegoro 2025 yang digelar di tengah festival juga menambah semarak acara. Ajang ini diharapkan bisa melahirkan duta wisata muda yang mampu membawa nama baik Bojonegoro ke tingkat nasional.

Dalam ajang apresiasi stand terbaik, Kabupaten Jember berhasil menyabet Juara 1, disusul Kota Surakarta di posisi kedua dan Dekranasda Provinsi Jawa Timur sebagai juara ketiga.

Sementara itu, Kabupaten Sidoarjo dinobatkan sebagai Juara Favorit, berkat jumlah transaksi terbanyak selama pameran.

Penghargaan ini bukan hanya soal dekorasi stand, tapi juga tentang cara peserta memperkenalkan batik, melayani pengunjung, hingga membangun interaksi yang kuat dengan calon pembeli.

Dalam penutupan resmi, Bupati Setyo Wahono menyampaikan harapannya agar BWBF tak hanya jadi event tahunan, tetapi juga menjadi ikon budaya dan kebanggaan masyarakat Bojonegoro. Ia mengajak semua pihak untuk terus mendukung pelestarian dan pengembangan batik sebagai warisan budaya tak ternilai.

“Batik adalah identitas kita. Mari terus kita jaga, kita promosikan, dan kita cintai. Semoga batik Bojonegoro bisa dikenal dunia dan menjadi simbol kuat kabupaten kita,” ujar. (yen)