Daerah

Pemkab Bojonegoro Sosialisasi Cara Mencegah Gangguan Seksual untuk Pasangan yang Sudah Menikah

aksesadim01
2902
×

Pemkab Bojonegoro Sosialisasi Cara Mencegah Gangguan Seksual untuk Pasangan yang Sudah Menikah

Sebarkan artikel ini
Img 20250213 Wa0018

BOJONEGORO – Pemerintah Kabupaten Bojonegoro melalui RSUD Sosodoro Djatikoesoemo mengadakan sosialisasi mengenai cara mencegah gangguan seksual bagi pasangan yang telah resmi menikah. Kegiatan ini dilakukan dalam bentuk talkshow di program siaran radio SAPA! (Selamat Pagi) Malowopati FM, pada Rabu (12/02/2025).

Menurut dr. Joko Sulistyo, Sp.And, yang menjadi narasumber dalam talkshow tersebut, sosialisasi ini diselenggarakan bertepatan dengan peringatan hari kesehatan seksual dan reproduksi yang jatuh setiap tanggal 12 Februari. Ia mengajak pasangan yang sudah menikah untuk memahami berbagai jenis gangguan seksual.

Ia menjelaskan bahwa fungsi seksual merupakan kebutuhan biologis manusia yang dipengaruhi oleh faktor fisik dan psikologis. Faktor fisik meliputi adanya penyakit dan pola hidup sehari-hari, sedangkan faktor psikologis mencakup stres, kejenuhan, dan dinamika hubungan dengan pasangan. “Jika kedua faktor ini dalam kondisi baik, maka fungsi seksual juga akan baik,” ujarnya.

Lebih lanjut, dr. Joko menjelaskan beberapa jenis gangguan seksual, salah satunya adalah disfungsi seksual, yang merupakan gangguan yang dialami oleh pasangan, baik suami maupun istri, yang mengakibatkan hambatan dalam dorongan seksual. Kasus ini sering terjadi pada pasangan yang baru menikah. “Hal ini biasanya disebabkan oleh kecemasan,” jelasnya.

Selain itu, dr. Joko juga menyebutkan gangguan seksual lainnya, yaitu deviasi seksual, yang mencakup rangsangan yang menyimpang seperti pedofilia, yaitu dorongan seksual terhadap anak-anak. Pelaku pedofil sering kali memiliki latar belakang trauma di masa lalu, bahkan bisa jadi mereka juga merupakan korban. Selain itu, ada pula gangguan yang melibatkan tindakan memperlihatkan organ intim kepada orang lain.

Gangguan seksual lainnya adalah gangguan identitas gender, di mana seorang pria mungkin memiliki karakter yang lebih feminin atau sebaliknya. “Oleh karena itu, untuk melindungi diri kita, anak-anak, dan keluarga dari penyimpangan seksual, diperlukan pengawasan dan kewaspadaan,” tuturnya.

Dr. Joko berharap melalui talkshow ini, masyarakat dapat memperoleh informasi mengenai gangguan seksual. Jika mengalami masalah tersebut, disarankan untuk berkonsultasi dengan ahli. Ia juga mengingatkan pentingnya menjaga pola hidup sehat, membatasi konsumsi makanan berlemak, yang mengandung pengawet, pewarna, dan pemanis buatan, serta menjaga kesehatan psikologis. (Yen)