ORBIT NASIONAL – Kalau kamu ke Yogyakarta, belum sah rasanya kalau belum menyusuri Jalan Malioboro. Ibarat ke Bali tanpa mampir ke Pantai Kuta atau ke Bandung tanpa menjelajahi Cihampelas. Malioboro sudah jadi ikon wisata yang mewakili denyut nadi Kota Gudeg.
Terletak di jantung kota, Malioboro adalah jalan satu arah yang dipenuhi deretan toko, pusat perbelanjaan, pasar tradisional, serta pedagang kaki lima yang menjajakan berbagai barang dan makanan khas. Tempat ini bagaikan pintu gerbang menuju nuansa budaya dan seni Yogyakarta yang kental.
Napak Tilas Sejarah Jalan Malioboro
Dulu, Malioboro hanyalah jalan biasa yang sepi. Jalan ini menjadi akses utama menuju Keraton dan wilayah elite kolonial pada masa penjajahan.
Di era Hindia Belanda, sistem segregasi etnis diberlakukan. Masyarakat Tionghoa ditempatkan di sekitar pasar besar yang kini dikenal sebagai Pasar Beringharjo dan Kampung Ketandan.
Karena keuletan mereka dalam berdagang, kawasan ini berkembang pesat.
Aktivitas ekonomi tumbuh subur dan perlahan menyebar ke sepanjang jalan Malioboro, menjadikannya kawasan yang hidup dan dinamis hingga kini.
Keunikan Jalan Malioboro
Malioboro ibarat pusat belanja raksasa di ruang terbuka. Apapun yang kamu cari, hampir semuanya bisa ditemukan di sini, dan harganya pun bisa ditawar bahkan sampai sepertiga harga awal. Tak heran banyak yang ‘kalap’ belanja oleh-oleh unik di sini.
Bukan cuma soal belanja, Malioboro juga jadi panggung terbuka bagi para seniman jalanan.
Musik, lukisan, hingga pertunjukan seni lainnya hidup setiap hari di sepanjang trotoar.
Apalagi saat car free day setiap Minggu, suasana jadi makin seru dengan berbagai aktivitas warga: dari senam massal, latihan bela diri, sampai komunitas sepatu roda unjuk aksi.
Semua yang Kamu Butuhkan, Ada di Sini
Mau menginap, pilihan penginapan beragam mulai dari hotel melati hingga hotel berbintang bisa kamu temukan di gang-gang sekitar Malioboro.
Soal kuliner pun tak perlu diragukan. Mau makan ala angkringan bareng tukang becak, bisa.
Makan Chinese food rumahan, bisa juga. Dari makanan tradisional khas Jogja sampai hidangan modern semuanya tersedia.
Lebih hemat waktu dan biaya, karena destinasi wisata ikonik seperti Keraton Yogyakarta, Benteng Vredeburg, Taman Sari, Taman Pintar, hingga Alun-Alun Kidul bisa dijangkau dengan jalan kaki atau naik becak. Semuanya berdekatan dan pastinya menyenangkan untuk dieksplor.
Tertarik menjelajahi Malioboro dan sekitarnya, jangan tunda lagi. Rencanakan liburanmu sekarang bersama keluarga. (yen)