BOJONEGORO – Isu adanya keterlibatan seorang oknum anggota Kodim 0813 Bojonegoro berinisial Serda KS dalam aktivitas pertambangan ilegal di Dusun Banjarjo, Desa Trate, Kecamatan Sugihwaras, akhirnya mendapat bantahan langsung dari warga setempat.
Eni, pemilik lahan yang saat ini tengah dilakukan pemerataan, menegaskan bahwa tudingan tersebut tidak benar. Ia menjelaskan, tanah miliknya selama ini berbentuk lahan terjal yang tidak bisa ditanami. Atas dasar itu, dirinya melakukan perataan untuk membuka lahan baru agar bisa dimanfaatkan menjadi lahan produktif.
“Kalau dibilang galian C itu tidak tepat. Saya murni ingin membuat lahan pertanian agar bisa ditanami. Jadi, ini bukan bisnis tambang ilegal,” ujar Eni, Minggu (17/8/2025).
Dia juga menampik kabar yang menyebut aktivitas itu milik atau dikendalikan oleh Serda KS. Menurutnya, seluruh kegiatan adalah inisiatif pribadi demi membuka lahan pertanian baru.
“Tudingan yang menyeret nama Serda KS itu kurang benar dan tidak sesuai fakta di lapangan. Saya tegaskan lagi, ini murni kegiatan saya sendiri,” tandasnya.
Sementara itu, Kepala Desa Trate, Susilo, saat dimintai konfirmasi mengatakan pemerintah desa tidak terlibat dalam aktivitas tersebut.
Namun, dirinya membenarkan bahwa kegiatan yang berlangsung di wilayahnya memang ditujukan untuk membuka lahan pertanian.
“Selama ini kami desa tidak ikut campur. Yang jelas, tujuan warga itu untuk mencetak lahan pertanian baru. Harapan kami, lahan yang sebelumnya tidak produktif bisa bermanfaat untuk meningkatkan ekonomi masyarakat,” terang Susilo.
Dengan adanya klarifikasi ini, isu soal keterlibatan oknum TNI dalam aktivitas galian di Sugihwaras dipastikan tidak benar, dan kegiatan tersebut semata-mata dilakukan oleh pemilik lahan untuk meningkatkan produktivitas pertanian. (Yt)
