Daerah

Mutu Air Bengawan Solo Masih Tercemar, DLH Bojonegoro Tunggu Hasil Uji Lab

aksesadim01
4771
×

Mutu Air Bengawan Solo Masih Tercemar, DLH Bojonegoro Tunggu Hasil Uji Lab

Sebarkan artikel ini
Fe2f7f44 3abb 47e4 901b 72be5db718cf

BOJONEGORO – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bojonegoro masih terus mengawasi perkembangan kualitas air Sungai Bengawan Solo yang sempat dikeluhkan warga karena diduga tercemar.

Saat ini, DLH masih menunggu hasil uji laboratorium resmi yang dijadwalkan keluar pada 8 Oktober 2025.

Kepala DLH Bojonegoro, Luluk Alifah, menjelaskan bahwa pemantauan dilakukan setelah adanya laporan masyarakat.

Menindaklanjuti hal itu, pihaknya segera mengambil sampel air permukaan di titik Bendung Gerak Kalitidu (S. 07° 08’05.64″ E. 111° 49’55.57″), sesuai ketentuan PP Nomor 22 Tahun 2021 Lampiran VI tentang baku mutu air sungai.

“Pengujian dilakukan di laboratorium terakreditasi di Surabaya, dengan estimasi 10–14 hari kerja. Jadi sekitar 8 Oktober hasilnya baru bisa diketahui,” ungkapnya.

Selain uji lab, DLH Bojonegoro juga memantau kualitas air melalui ONLIMO (Online Monitoring System) milik KLHK pada stasiun KLHK59 Padangan.

Berdasarkan grafik tren 16–22 September 2025, mutu air Bengawan Solo yang masuk ke Bojonegoro terdeteksi dalam kategori tercemar ringan hingga sedang, bahkan sejak dari hulu.

“Secara kasat mata, air Bengawan Solo memang sudah kembali normal, tidak berwarna hitam lagi. Namun hasil pemantauan ONLIMO pada 27 September masih menunjukkan status cemar sedang,” jelas Luluk.

DLH Bojonegoro tidak bekerja sendiri. Mereka telah melaporkan perkembangan ini kepada DLH Provinsi Jawa Timur, BBWS Bengawan Solo, serta Balai Gakkum Kementerian Lingkungan Hidup di Surabaya.

Langkah ini ditempuh untuk mengidentifikasi sumber pencemar sekaligus mencari solusi penanggulangan.

Selain itu, Bojonegoro juga menjalin koordinasi dengan DLH Kabupaten Ngawi. Hasilnya, diketahui bahwa air Bengawan Solo yang masuk ke wilayah Ngawi pun sudah dalam kondisi tercemar.

“Bengawan Solo adalah sumber kehidupan. Karena itu Pemkab Bojonegoro terus melakukan pemantauan agar masyarakat tetap tenang dan yakin bahwa air aman digunakan. Prinsipnya, jika hulu bersih, maka hilir juga ikut bersih,” tegas Luluk. (yen)