BOJONEGORO – Program andalan Pemkab Bojonegoro, Medhayoh (Medhar Perkoro Supoyo Jadi Mayoh), kembali hadir untuk menjaring aspirasi langsung dari warga. Kali ini, edisi ke-5 digelar di Desa Bareng, Kecamatan Sekar, Rabu (13/8/2025), dengan fokus utama pada isu kesehatan dan pengembangan wilayah.
Tak hanya sekedar dialog, kegiatan ini dikemas dengan serangkaian acara pendukung yang melibatkan berbagai pihak.
Di antaranya, peninjauan Program Gayatri di Desa Klino, penanaman pohon, diskusi mahasiswa KKN Unigoro tentang pengembangan agrowisata, hingga kunjungan ke perkebunan bawang merah.
Bupati Bojonegoro, Setyo Wahono, dalam sambutannya mengungkapkan rencana pemerintah untuk mengkaji pembentukan kota kecamatan di wilayah Sekar. Ia menilai daerah ini memiliki potensi besar di sektor pertanian dan pariwisata.
“Udara sejuk, lahan subur, dan lokasinya strategis dekat tol. Sekar bisa kita kembangkan menjadi kota wisata atau kawasan perkebunan yang menarik banyak pengunjung,” ujar Bupati.
Sementara, Kepala Dinas Kesehatan Bojonegoro, Ninik Susmiati, memaparkan bahwa peningkatan kualitas SDM menjadi prioritas utama.
“Salah satunya melalui program nasional Makan Bergizi Gratis (MBG) yang akan segera hadir di Kecamatan Sekar untuk menekan angka stunting,” ungkapnya.
Pencegahan stunting dimulai sejak dini, Ninik menegaskan bahkan sebelum kehamilan, melalui pemberian tablet tambah darah bagi remaja putri.
“Ibu hamil pun diimbau rutin memeriksakan kandungannya minimal enam kali. Setelah bayi lahir, pertumbuhan dipantau lewat Posyandu dengan ASI eksklusif enam bulan dan makanan pendamping bergizi,” jelasnya.
Selain stunting, program Tuntas TBC juga menjadi sorotan Kadinkes. Penyakit ini mudah menular dan berdampak pada produktivitas.
“Melalui deteksi dini dan terapi yang tepat, diharapkan penyebaran TBC bisa ditekan,” ucapnya.
Ia pun menyampaikan, Program Cek Kesehatan Gratis (CKG) pun terus digalakkan. Di Kecamatan Sekar, targetnya 28.000 orang, namun baru tercapai 16,91% atau sekitar 4.700 warga.
“Masyarakat diimbau aktif memanfaatkan layanan ini dengan datang ke puskesmas hanya membawa KTP,” kata Ninik.
Dialog interaktif menjadi inti kegiatan. Warga memanfaatkan kesempatan untuk menyampaikan aspirasi, mulai dari reboisasi untuk cegah longsor, ketersediaan pupuk subsidi, pengelolaan wisata yang lebih baik, perbaikan irigasi pertanian, hingga rendahnya harga panen singkong.
Forum ini menjadi ruang terbuka antara pemerintah dan masyarakat, di mana setiap permasalahan dibahas secara langsung demi kemajuan Kecamatan Sekar. (Pro/yen)