Daerah

Kemenkes Resmikan Katarak Center di RSUD Padangan Bojonegoro

aksesadim01
5879
×

Kemenkes Resmikan Katarak Center di RSUD Padangan Bojonegoro

Sebarkan artikel ini
1e1ef1b0 a161 45bb 9c17 af829729c039

BOJONEGORO – Kabupaten Bojonegoro kembali mencetak sejarah dalam pembangunan sektor kesehatan. Hari, Selasa, 5 Agustus 2025, dua Kementerian RI turun langsung ke Bojonegoro untuk meresmikan Katarak Center RSUD Padangan dan mengikuti audiensi pengembangan layanan kesehatan.

Acara peresmian ini dihadiri oleh Dirjen Kesehatan Kemenkes Republik Indonesia dan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), yang disambut antusias oleh pemerintah daerah dan jajaran tenaga kesehatan.

Dalam kesempatan itu, Kepala Dinas Kesehatan Bojonegoro, Ninik Susmiati, menyampaikan bahwa RSUD Padangan tengah menjalani fase transformasi besar.

Salah satu terobosannya adalah pembukaan layanan Katarak Center yang menjadi harapan baru bagi masyarakat penderita katarak di wilayah barat Bojonegoro.

“Tahun ini kami juga menambah layanan baru, seperti endoskopi THT, politerapi wicara, poli paru, poli saraf, hingga poli jiwa. Penambahan alat medis juga terus dilakukan, termasuk pengadaan spirometri dan rencana mendatangkan CT Scan 128 slice menggantikan alat lama 32 slice,” terang Ninik.

Namun gebrakan tak berhenti di situ. Mulai tahun 2026, RSUD Padangan akan memiliki gedung lima lantai dengan fasilitas ruang VIP.

Lanjut ke 2027, pembangunan gedung utama enam lantai akan menjadi pusat layanan jantung terpadu, poli eksekutif, laboratorium, dan radiologi eksekutif, termasuk penambahan fasilitas hemodialisa.

“Untuk mendukung itu, kami juga menyiapkan pengadaan lahan seluas 16.563 m² serta penambahan tenaga medis,” ujar Ninik.

Puncaknya, tahun 2028, RSUD Padangan ditargetkan naik kelas menjadi Rumah Sakit Kelas B. Fasilitas andalan seperti Cath Lab, penambahan dokter spesialis, dan pembukaan layanan rawat inap eksekutif tengah disiapkan untuk menunjang peningkatan kelas rumah sakit ini.

Saat ini RSUD Padangan memiliki 334 tenaga kesehatan, termasuk 20 dokter spesialis dari 15 spesialisasi, dokter umum, dan 9 dokter gigi termasuk spesialis. Meski demikian, tantangan besar masih menghantui, terutama keterbatasan jumlah dokter spesialis.

“Tercatat 12 spesialisasi masih belum tersedia, dan lima di antaranya sangat dibutuhkan masyarakat. Ini yang sedang kita kejar,” tambahnya.

Salah satu pasien katarak, Nuriyati, warga Desa Petak, Kecamatan Malo, menyampaikan rasa syukurnya usai menjalani operasi mata yang kedua.

“Operasi pertama mata kiri, sekarang kanan. Gratis ditanggung pemerintah. Alhamdulillah semua pelayanannya bagus, saya senang,” ungkap Nuriyati penuh haru.

Langkah besar ini menunjukkan komitmen kuat Pemkab Bojonegoro dalam mendorong pemerataan dan peningkatan kualitas layanan kesehatan, terutama bagi masyarakat daerah pinggiran. (yen)