BOJONEGORO – Warga Perumda Blok M dan K, Kelurahan Sumbang, Kabupaten Bojonegoro, mempertanyakan keberlanjutan proyek pengerjaan paving yang sejak Minggu (28/9/2025) mulai dilakukan, namun hingga Senin (29/9/2025) malam pukul 19.00 WIB tidak menunjukkan tanda-tanda progres.
Fajar, salah satu warga yang rumahnya berada tepat di lokasi pembongkaran mengungkapkan kekecewaannya. Pasalnya, pengerjaan yang dilakukan pada hari Minggu justru tidak berlanjut di hari kerja aktif.
“Kalau hari Minggu saja bisa dikerjakan, kenapa hari Senin yang hari aktif justru tidak ada proses sama sekali. Kami warga tidak pernah diberi penjelasan, bahkan RT juga tidak tahu,” ungkapnya, Senin (29/9/2025).
Menurutnya, pembongkaran paving di depan rumah telah merugikan kenyamanan keluarga. Ia menegaskan, bukan soal menolak proyek pemerintah, melainkan soal komunikasi dan transparansi dari pihak pelaksana.
“Saya cuma minta keadilan. Siapa mandornya, siapa yang bertanggung jawab, datanglah bicara baik-baik ke warga. Jangan sampai masyarakat merasa disepelekan. Kami ini bukan orang bodoh,” tambahnya.
Ia juga menyindir adanya kesan diskriminasi dalam pelaksanaan proyek. Pasalnya, titik pengerjaan justru berhenti di depan rumahnya, sementara di titik lain yang banyak pot bunga tidak disentuh.
“Di depan rumah saya tidak ada tanaman sama sekali, kenapa justru dibiarkan terbengkalai. Kalau memang kerja, ya kerja serius. Jangan setengah-setengah,” ujar Fajar.
Dirinya berharap pihak pelaksana proyek maupun pemerintah segera memberikan penjelasan resmi agar keresahan tidak berlarut.
Sementara itu, Lurah Sumbang, Sri Kartini, saat dikonfirmasi hanya menyampaikan singkat bahwa proyek tersebut merupakan program dari Dinas PKP dan Cipta Karya. “Ini proyek dari Cipta Karya, Pak. Masih dalam proses pengerjaan,” balasnya singkat.
Meski demikian, jawaban tersebut belum mampu meredakan keresahan warga yang merasa terdampak langsung.
Masyarakat mendesak adanya sosialisasi yang lebih jelas, termasuk siapa kontraktor maupun subkontraktor yang bertanggung jawab di lapangan.
Kini, warga masih menunggu kepastian kapan pengerjaan akan dilanjutkan, sembari berharap pemerintah tidak abai pada keluhan masyarakat kecil yang terdampak langsung proyek infrastruktur. (Er)