Infotaiment

Inovasi Terapi Komplementer dengan Teknologi Nano Kombinasi NO, Mg, dan GNH

aksesadim01
2918
×

Inovasi Terapi Komplementer dengan Teknologi Nano Kombinasi NO, Mg, dan GNH

Sebarkan artikel ini
Img 20250305 Wa0008

MALANG – Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed), Institut Molekul Indonesia (IMI), dan RAHO Club (Reverse Aging dan Homeostasis) telah bekerjasama dalam melakukan penelitian inovatif mengenai uji pre klinis kombinasi Gelembung Nano Nitric Oxide (NO), Magnesium (Mg), dan Gelembung Nano Hidrogen (GNH) sebagai potensi terapi baru dalam bidang medis. Penelitian ini merupakan langkah awal untuk mengeksplorasi manfaat kombinasi NO, Mg, dan GNH terhadap kesehatan sel dan regenerasi jaringan, yang dianggap sebagai terobosan dalam Terapi Komplementer dengan Teknologi Nano. RAHO Club bertindak sebagai sponsor untuk seluruh biaya penelitian ini.

GNH, yang merupakan hasil penelitian IMI, berfungsi sebagai antioksidan yang dapat mengurangi stres oksidatif, penyebab berbagai penyakit kronis. Selain itu, GNH juga berperan dalam memperbaiki fungsi endotel, meningkatkan metabolisme energi mitokondria, serta mendukung kesehatan kardiovaskular.

Mg adalah mineral esensial yang terlibat dalam lebih dari 300 reaksi enzimatik dalam tubuh, termasuk menjaga kesehatan otot dan saraf, jantung, serta tekanan darah. Selain itu, Mg juga berperan dalam produksi energi (ATP), pembentukan tulang dan gigi, serta regulasi kadar gula darah untuk mencegah diabetes.

Sementara itu, NO sering kali dipandang sebagai zat berbahaya yang terkait dengan polusi udara. Ini adalah salah satu gas beracun (radikal bebas) yang dihasilkan dari asap rokok dan kendaraan bermotor akibat pembakaran bahan bakar pada suhu tinggi. Namun, tubuh manusia juga dapat memproduksi NO yang memiliki banyak manfaat.

Di dalam tubuh, molekul gas NO diproduksi secara alami oleh sel endotel (lapisan pembuluh darah) dan memiliki peran penting dalam berbagai fungsi fisiologis, termasuk vasodilatasi dan peningkatan aliran darah, yang dapat membantu dalam pengobatan penyakit kardiovaskular. Namun, produksi NO dapat terhambat oleh berbagai faktor seperti penuaan, penyakit, stres oksidatif, dan gaya hidup yang tidak sehat.

Dalam uji pre klinis ini, NO diberikan dalam bentuk gelembung berukuran nano, yang memudahkan masuknya NO ke dalam sistem tubuh karena ukurannya yang sangat kecil. Hal ini menjadi dasar pemikiran untuk melakukan penelitian tentang gelembung nano NO dan manfaatnya bagi tubuh.

Tujuan dari penelitian uji pre klinis ini adalah untuk mengevaluasi efektivitas dan keamanan kombinasi NO, Mg, dan GNH dalam mendukung terapi berbagai penyakit, dimulai dengan melakukan uji toksisitas akut terhadap sediaan kombinasi NO, Mg, dan GNH dalam larutan infus. Uji toksisitas akut ini penting untuk menilai efek langsung dan rentang dosis yang aman.

Penelitian ini akan dilaksanakan di LPPT UGM (Universitas Gajah Mada) dan Laboratorium Riset FK UNSOED dari tanggal 29 Mei 2024 hingga 21 Agustus 2024. Tim peneliti akan menggunakan model hewan tikus jenis Sprague Dawley untuk mengamati efek kombinasi tersebut terhadap berbagai parameter biologis.

 

Ketua tim penelitian, Dr. dr. Dody Novrial, M.Si.Med, Sp.PA., menyatakan, “Hasil dari uji pra-klinis, khususnya uji toksisitas akut yang telah dilakukan sebagai langkah awal dalam pengembangan obat sesuai dengan regulasi BPOM RI, menunjukkan bahwa sediaan larutan gelembung nano NO, Mg, dan GNH aman berdasarkan parameter keamanan utama di LD50, dan dapat dilanjutkan ke penelitian selanjutnya dengan penyesuaian dosis.” LD50 atau Lethal Dose 50% adalah jumlah zat yang dapat membunuh setengah dari populasi hewan uji dalam sebuah percobaan.

 

Setelah uji toksisitas akut menunjukkan hasil yang aman, penelitian yang melibatkan Dr. dr. Nur Signa Aini Gumilas, M.Biotech, Dhadhang Wahyu Kurniawan, S.Si, M.Sc, Apt, Ph.D, dan Nor Sri Inayati, S.Si, M.Biotech ini, akan melanjutkan ke tahap berikutnya, yaitu uji toksisitas subkronik dengan penyesuaian dosis. Tujuan dari uji toksisitas subkronik adalah untuk mengetahui kemungkinan adanya efek toksik setelah pemberian sediaan uji secara berulang dalam periode tertentu. Uji toksisitas subkronik ini dimulai pada 9 Desember tahun lalu dan direncanakan selesai pada Juli 2025.

Menanggapi pertanyaan mengenai langkah selanjutnya dalam penelitian, Dr. Dody menjelaskan, “Jika hasil uji pra-klinis menunjukkan keberhasilan, langkah berikutnya adalah melakukan uji klinis pada manusia untuk mengonfirmasi efektivitasnya lebih lanjut.”

Kolaborasi ini menunjukkan pentingnya sinergi antara akademisi dan lembaga penelitian dalam menciptakan inovasi yang bermanfaat bagi masyarakat luas, serta pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kesehatan. IMI berharap penelitian ini membuka jalan bagi pengembangan terapi medis berbasis kombinasi NO, Mg, dan GNH yang lebih aman dan efektif dalam menangani berbagai penyakit di masa depan. (Har)