Daerah

HUT RI ke-80 di Bojonegoro Pecahkan Rekor Peserta, Tari Kolosal Budaya Bikin Takjub

aksesadim01
4979
×

HUT RI ke-80 di Bojonegoro Pecahkan Rekor Peserta, Tari Kolosal Budaya Bikin Takjub

Sebarkan artikel ini
Ac8aaa55 f864 4227 bc4c bd6bba515a88

BOJONEGORO – Semarak peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan Republik Indonesia ke-80 tahun 2025 di Kabupaten Bojonegoro berlangsung spektakuler dan penuh khidmat.

Ribuan warga tumpah ruah di Alun-alun Bojonegoro, Minggu (17/8/2025), mengikuti dan menyaksikan jalannya upacara yang digelar dalam dua sesi sekaligus, pengibaran bendera pada pagi hari dan penurunan bendera pada sore hari.

Tercatat, sebanyak 3.024 peserta dari berbagai elemen masyarakat, pelajar, TNI, Polri, ASN, hingga organisasi kemasyarakatan turut ambil bagian dalam prosesi sakral ini.

Sementara itu, barisan pasukan pengibar bendera pusaka (Paskibraka) Kabupaten Bojonegoro yang berjumlah 72 orang menjadi pusat perhatian saat mengibarkan Sang Saka Merah Putih.

Momentum bersejarah ini dipimpin langsung oleh tokoh penting daerah. Bupati Bojonegoro Setyo Wahono bertindak sebagai Inspektur Upacara Pengibaran Bendera Proklamasi di pagi hari.

Sedangkan pada sore harinya, giliran Kapolres Bojonegoro, AKBP Afrian Satya Permadi, SH, SIK, MIK yang memimpin Upacara Penurunan Bendera Merah Putih.

Dua kali prosesi ini menegaskan bahwa semangat kemerdekaan bukan hanya peringatan seremonial, tetapi juga bentuk penghormatan mendalam terhadap jasa para pahlawan yang telah mengorbankan jiwa dan raga demi kemerdekaan bangsa.

Salah satu fakta menarik dari upacara tahun ini adalah penggunaan bendera duplikat resmi dari pemerintah pusat.

Bendera berukuran 2 x 3 meter itu terbuat dari kain katun merah putih tanpa jahitan, sehingga tampak gagah dan istimewa saat berkibar di langit Bojonegoro.

Uniknya, bendera tersebut bukan hanya sekali pakai. Ini merupakan tahun kedua bendera digunakan dan akan terus dipakai setiap upacara 17 Agustus hingga sepuluh tahun ke depan, menjadikannya simbol keberlanjutan penghormatan terhadap sang dwiwarna.

Tidak hanya sakral, suasana di alun-alun juga semarak dengan Pergelaran Pesona Budaya Bojonegoro. Usai upacara, ribuan pasang mata disuguhkan berbagai penampilan mulai dari tari kolosal, reog, hingga pencak silat yang menghadirkan kekayaan budaya lokal dalam balutan semangat kemerdekaan.

Atraksi budaya ini tidak hanya menghibur, tetapi juga menjadi pesan kuat bahwa Bojonegoro terus menjaga identitasnya, melestarikan tradisi, sekaligus meneguhkan semangat gotong royong yang menjadi jiwa perjuangan bangsa.

Meski matahari pagi menyengat, ribuan warga tetap antusias mengikuti rangkaian acara. Banyak di antara mereka yang sengaja datang lebih awal untuk bisa menyaksikan upacara dari dekat.

Ada pula masyarakat yang mengabadikan momen melalui ponsel pintar, menjadikan upacara 17 Agustus di Bojonegoro sebagai tontonan bersejarah sekaligus pesta rakyat.

Dengan ribuan peserta, dua kali upacara, bendera duplikat istimewa, serta suguhan tari kolosal budaya, peringatan HUT RI ke-80 di Bojonegoro benar-benar menjadi momentum yang tak hanya sakral, tetapi juga meriah dan membangkitkan rasa bangga sebagai bangsa Indonesia. (yen)