SURABAYA – Komunitas Arek Jancukan siap menggelar event spektakuler bertajuk “Gebyar Jancukan”, berkolaborasi dengan portal berita iniSurabaya.com.
Agenda ini bertujuan mempopulerkan kembali kata “jancuk” dalam nuansa yang lebih positif dan membangun bukan sekadar umpatan, tapi identitas khas Surabaya yang penuh semangat.
Achmad Pramudito, Pemimpin Redaksi iniSurabaya.com, menegaskan pentingnya pelurusan makna kata “jancuk” yang sudah melekat kuat dalam budaya arek-arek Suroboyo.
Ia mengatakan bahwa stigma negatif memang sudah terlanjur berkembang, namun sudah saatnya dimaknai ulang secara kolektif.
“Kalau bukan kita yang mulai sekarang, kapan lagi,” ujarnya saat bertemu Sekretaris Daerah Kota Surabaya, Ikhsan, di ruang kerjanya, Kamis (24/4/2025).
Achmad Pramudito hadir bersama dua tokoh lainnya, Djadi Galajapo dan Dito Chrisdianto, sebagai penggagas utama gelaran ini.
Empat lomba utama bakal mewarnai Gebyar Jancukan, yakni:
Lomba Ekspresikan Jancukanmu,
Lomba Cak dan Ning ala GM Hotel,
Lomba Masak, dan
Lomba Band.
Tak hanya soal lomba, gerakan ini merupakan bentuk kampanye budaya yang merangkul semua elemen masyarakat.
Djadi Galajapo menegaskan bahwa “jancuk” bukan sekadar umpatan, melainkan cermin ekspresi keakraban, penghargaan, dan rasa kagum.
“Kita harus merawat kata ini dengan nilai positif. Jangan malah dipakai buat nyumpahi atau mengejek,” tutur pelawak kawakan asal Surabaya ini.
Bahkan, ia menyebut “jancukan” sebagai akronim dari Jujur, Adil, Nasionalis, Cerdas, Ulet, Kreatif, dan Anti Korupsi.
Sementara itu, Dito Chrisdianto, yang pernah menjabat sebagai GM Hard Rock FM Surabaya dan kini aktif mendampingi UMKM, menyebut bahwa Gebyar Jancukan akan diawali lewat kampanye digital di media sosial komunitas Arek Jancukan mulai dari Instagram, TikTok, Facebook hingga YouTube.
“Kami ingin semangat ini menggema di jagat maya. Akan melibatkan para dosen, seniman, budayawan, dan tokoh masyarakat agar gaungnya lebih terasa,” ucapnya, yang juga merupakan dosen di Universitas Negeri Surabaya.
Dalam suasana akrab, Sekda Kota Surabaya, Ikhsan, menyampaikan dukungannya terhadap acara ini. Ia bahkan menyanggupi penyediaan trofi khusus untuk para pemenang lomba.
“Ini ide keren dan out of the box. Pialanya juga harus beda dari biasanya. Kami di Kominfo akan siapkan yang terbaik,” katanya sembari tersenyum.
Menariknya, saat menerima kaus bertuliskan “Jancukan”, Ikhsan dengan antusias langsung memakainya.
“Tunggu, saya ambil udeng juga biar lengkap gayanya,” celetuknya yang disambut tawa hangat para tamu.
Gebyar Jancukan bukan sekadar acara, tapi gerakan budaya untuk menjadikan “jancuk” sebagai semangat khas Surabaya yang positif, penuh semangat, dan membanggakan. (Red)