Daerah

Dua Hari Penuh Tradisi, Intip Serunya Agenda Samin Festival Bojonegoro

aksesadim01
2846
×

Dua Hari Penuh Tradisi, Intip Serunya Agenda Samin Festival Bojonegoro

Sebarkan artikel ini
Img 20250701 wa0007

BOJONEGORO – Masyarakat Samin kembali menyalakan obor budaya lewat gelaran Samin Festival ke-9, yang akan berlangsung selama dua hari, 4–5 Juli 2025, di Balai Budaya Masyarakat Samin, Dusun Jipang, Desa/Kecamatan Margomulyo, Kabupaten Bojonegoro.

Mengusung tema penuh makna, “Obor Sewu”, festival ini menjadi momen sakral untuk merawat warisan leluhur dan menyuarakan kearifan lokal, terutama kepada generasi muda.

Festival ini dikemas dengan tajuk “Pangklingo Wonge, Ojo Pangkling Swarane” sebuah ajakan untuk tidak melupakan jati diri, mengenang siapa kita dan suara dari nilai-nilai luhur yang diwariskan oleh para leluhur Samin.

Hari pertama, Jumat Pahing (4 Juli), dibuka dengan Gumbregan Samin pukul 06.00 Wib pagi, ini sebuah bentuk penghormatan spiritual khas masyarakat Samin.

Pada malam harinya, pukul 19.00 Wib, suasana hening dan sakral mengiringi Umbul Dunga, yang kemudian disusul Pentas Seni Karawitan pukul 20.00. Nada-nada gamelan membalut suasana malam dengan kekayaan rasa dan tradisi.

Hari kedua, Sabtu Pon (5 Juli), menjadi puncak dari festival. Pukul 10.00, digelar acara Ngangsu Kawruh, forum pembelajaran lintas generasi yang menggali filosofi dan nilai-nilai kehidupan ala Samin.

Di sesi ini pula akan berlangsung Pamedharan Batik Obor Sewu, sekaligus menjadi momentum penting dengan diserahkannya Disertasi “Pitutur Luhur, Transformasi dan Ekspresinya dalam Batik Samin Surosentiko Bojonegoro” sebagai bentuk akademik dari nilai budaya.

Tak hanya itu, festival ini juga menghadirkan FGD (Forum Group Discussion) bertema “Craft Core Integrasi Eco-Design pada Produk Kriya Berbasis Eksplorasi Material Tanaman Lokal sebagai Pitutur Luhur Samin Surosentiko”.

Diskusi ini menjadi ruang kolaborasi antara budaya, desain, dan inovasi ramah lingkungan mengajak pelaku kriya, peneliti, hingga generasi muda untuk bersinergi.

Malam harinya, pukul 19.30, festival ditutup dengan Pagelaran Wayang yang sarat filosofi dan pesan-pesan kehidupan.

Pementasan ini tidak hanya sebagai hiburan, namun juga sarana penyampaian nilai-nilai moral khas ajaran Samin kepada penonton lintas usia.

Menurut Bambang Sutrisno, Generasi Kelima Ajaran Samin Surosentiko, festival tahun ini digelar bertepatan dengan hari Jumat Pahing dan Sabtu Pon sebagai penghormatan atas hari wafatnya Harjo Kardi, tokoh Generasi Keempat ajaran Samin di Bojonegoro.

“Kami sengaja memilih hari-hari ini sebagai bentuk penghormatan spiritual. Ini bukan hanya festival biasa, tapi juga bentuk ingatan kolektif kami terhadap leluhur,” jelas Bambang.

Ia juga menyebutkan bahwa Samin Festival kali ini menghadirkan kejutan istimewa, souvenir eksklusif berupa udeng atau syal akan dibagikan kepada peserta yang hadir pada sesi Ngangsu Kawruh.

“Kami ingin memberikan kenang-kenangan istimewa bagi mereka yang hadir dan terlibat aktif dalam sesi pembelajaran. Ini sebagai bentuk penghargaan dan ikatan emosional,” tambahnya.

Samin Festival #9 bukan sekadar panggung budaya. Ini adalah peristiwa sosial, spiritual, dan edukatif yang mengajak masyarakat terutama anak-anak muda untuk “eling lan waspada”, mengingat jati diri, dan menyadari nilai luhur di tengah modernisasi yang melanda dunia. (yen)