Daerah

Desa di Bojonegoro Ini Sabet Gelar Gotong Royong Terbaik Jatim 2025

aksesadim01
4409
×

Desa di Bojonegoro Ini Sabet Gelar Gotong Royong Terbaik Jatim 2025

Sebarkan artikel ini
Img 20250712 wa0026

BOJONEGORO – Sebuah kabar menggembirakan kembali mengharumkan nama Kabupaten Bojonegoro. Desa Pilanggede, Kecamatan Balen, berhasil menyabet Juara I Lomba Pelaksana Gotong Royong Tingkat Provinsi Jawa Timur Tahun 2025.

Bukan hanya soal prestasi, tapi desa ini juga membuktikan bahwa kebersamaan dan kekompakan warga bisa menjadi kunci sukses membangun wilayah dari akar rumput.

Penghargaan tersebut diumumkan secara resmi melalui SK Gubernur Jawa Timur Nomor 100.3.3.1/392/013/2025, yang menjadi pengakuan tertinggi atas semangat gotong royong luar biasa yang dijaga erat oleh masyarakat Desa Pilanggede.

Kepala Desa Pilanggede, Yaskun, menegaskan bahwa gotong royong bukan sekadar seremoni atau tradisi yang dilestarikan setengah hati.

“Di sini, gotong royong adalah budaya hidup. Sudah mendarah daging dan jadi nafas keseharian warga,” ungkapnya, Jumat (11/7/2025).

Desa Pilanggede terus berinovasi dengan mengintegrasikan nilai gotong royong ke dalam seluruh program desa. Mulai dari pembangunan infrastruktur, kebersihan lingkungan, hingga kegiatan sosial dan budaya.

Salah satu program unggulan mereka adalah “Jumat Bersih”, yaitu kegiatan kerja bakti rutin setiap Jumat pagi yang telah berjalan konsisten sejak tahun 2017.

Tak hanya itu, teknologi juga tak luput dimanfaatkan. Warga Pilanggede memaksimalkan penggunaan grup WhatsApp desa untuk mengatur jadwal gotong royong, berbagi informasi, dan mengkoordinasikan kegiatan dengan cepat dan transparan. Hasilnya, suasana guyub tetap terjaga, walau zaman makin digital.

Tak mudah menjaga semangat gotong royong di tengah gaya hidup modern. Yaskun mengakui, salah satu tantangan utama adalah menumbuhkan partisipasi dari kalangan muda. Banyak anak muda sibuk bekerja, kuliah, atau kurang tertarik dengan kegiatan desa.

Namun alih-alih menyerah, pihak desa justru menjadikan ini peluang. “Kami libatkan mereka lewat kegiatan yang mereka suka, seperti kerja bakti lapangan olahraga atau turnamen bola yang mereka sendiri yang gagas,” ujar Yaskun.

Tantangan lainnya adalah perbedaan waktu luang antar warga, terutama karena mayoritas warga berprofesi sebagai buruh tani.

Maka solusinya, semua kegiatan gotong royong dijadwalkan di hari libur. Dan agar suasana tetap hangat, konsumsi sederhana seperti teh hangat dan jajanan lokal selalu tersedia di setiap kegiatan.

Lebih dari sekedar memenangkan lomba, penghargaan ini menjadi refleksi dan pengakuan bahwa gotong royong adalah kekuatan sejati desa.

“Ini bukan kemenangan pribadi. Ini kemenangan semua warga. Kami merasa dihargai karena apa yang kami jaga dan lakukan selama ini ternyata mendapat pengakuan di tingkat provinsi,” tutur Yaskun bangga.

Ia berharap, melalui penghargaan ini, semangat gotong royong dapat terus diperkuat, bukan hanya di Pilanggede, tapi di seluruh desa di Indonesia.

“Pembangunan itu tidak selalu bergantung pada anggaran besar. Tapi dengan kebersamaan, kepedulian, dan kemauan bersama, semua bisa diwujudkan,” pungkasnya. (yen)