BOJONEGORO – Gelaran Bojonegoro Wastra Batik Festival (BWBF) 2025 tak hanya memanjakan mata lewat ragam batik dan kreativitas anak muda, tapi juga menghadirkan sensasi eksplorasi wisata yang memikat.
Pada hari kedua festival, Kamis (19/6/2025), Pemkab Bojonegoro mengajak rombongan Jawa Timur Woman Touring (JWT) menjelajah sejumlah destinasi geopark unggulan di wilayah ini.
Rombongan diberangkatkan langsung dari Gedung Putih Pemkab Bojonegoro, dilepas oleh Wakil Bupati Bojonegoro Nurul Azizah, Ketua Dekranasda Cantika Wahono, serta Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Welly Fitrama.
Dalam sambutannya, Wabup Nurul Azizah mengatakan bahwa BWBF 2025 dirancang sebagai ajang kolaboratif untuk masyarakat, tidak hanya warga Bojonegoro, tapi juga pengunjung dari berbagai daerah.
“Kehadiran tamu dari luar daerah menjadi sinyal baik bagi pengembangan sektor pariwisata dan perekonomian lokal,” ujarnya.
Senada dengan itu, Ketua Dekranasda Cantika Wahono menyambut hangat para peserta JWT dan menyebut kegiatan ini sebagai momen mempererat tali silaturahmi antardaerah.
“Ada 105 booth bazar yang bisa dikunjungi selama empat hari pelaksanaan BWBF. Ini ajang yang sayang untuk dilewatkan,” ujarnya.
Kunjungan wisata dimulai dari Pusat Informasi Geologi (PIG) Geopark Bojonegoro di Jalan Panglima Sudirman, sebagai titik awal pengenalan kekayaan geologi Bojonegoro.
Perjalanan kemudian berlanjut ke Geosite Petroleum Teksas Wonocolo di Kecamatan Kedewan, tempat tambang minyak tradisional ala “Texas-nya Bojonegoro” yang ikonik.
Tak hanya itu, peserta juga menyambangi Wisata Edukasi Gerabah (WEG) di Desa Rendeng, Kecamatan Malo. Di sini mereka bisa menyaksikan langsung proses pembuatan gerabah dan bahkan ikut mencoba membentuk kerajinan tanah liat khas Bojonegoro.
Perjalanan ditutup dengan pengalaman spiritual dan sejarah di Kayangan Api, sumber api abadi di Desa Sendangharjo, Kecamatan Ngasem.
Konon, api ini digunakan Mpu Supa dari era Majapahit untuk menempa pusaka legendaris Keris Dapur Jangkung Luk Telu Blong Pok Gonjo, yang dipercaya menjadi ageman Patih Gajah Mada.
Tak hanya itu, area Kayangan Api juga menyimpan situs bersejarah lain seperti petilasan Mpu Ki Kriyokisumo, replika keris raksasa, dan banyu blukutuk yang menambah aura mistis dan magis kawasan ini.
Bojonegoro tak hanya kaya budaya, tapi juga penuh kejutan alam dan sejarah. Siap-siap jatuh cinta saat menjejakkan kaki di tanah penuh cerita ini. (yen)