GRESIK – Kabar baik untuk warga Gresik, di tengah naiknya sejumlah harga kebutuhan, justru terjadi penurunan harga cukup tajam di sektor pangan. Hasilnya, Kabupaten Gresik mencatat deflasi bulanan sebesar 0,51 persen pada Mei 2025 deflasi terdalam sepanjang tahun ini.
Data dari BPS Kabupaten Gresik menunjukkan, penurunan harga paling besar terjadi pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau.
Komoditas yang bikin harga turun drastis antara lain cabai rawit, ikan mujair, bawang merah, bawang putih, dan daging ayam ras.
Menurut Indriya Purwaningsih, Kepala BPS Gresik, cuaca jadi salah satu faktor pendukung.
“Deflasi ini cukup dalam karena faktor kemarau basah yang mendukung hasil panen dan tangkapan ikan. Harga bahan pangan turun cukup signifikan,” jelasnya, Senin (2/6/2025).
Meski mencatat deflasi bulanan, secara tahunan (year on year/y-on-y), Gresik masih mengalami inflasi sebesar 0,60 persen. Ini merupakan yang terendah di antara seluruh wilayah IHK di Jawa Timur.
Penyebab utama inflasi tahunan berasal dari sektor, Kesehatan: naik 7,97%, Perawatan pribadi dan jasa lainnya: naik 3,47%, Pendidikan: naik 2,48%.
Indriya mengungkapkan bahwa tarif layanan kesehatan seperti rumah sakit, dokter umum, dan dokter spesialis jadi pemicu terbesar di sektor kesehatan.
Jika dibandingkan Mei tahun lalu, inflasi Gresik menunjukkan tren melandai. Tahun lalu (Mei 2024), inflasi y-on-y mencapai 2,84%, sedangkan tahun ini hanya 0,60%. Sementara inflasi tahun kalender (year to date/y-to-d) sampai Mei 2025 tercatat hanya 0,46 persen.
“Masyarakat tetap harus cermat memantau harga, terutama pada sektor-sektor penting seperti kesehatan, pendidikan, dan pangan,” imbau Indriya menutup penjelasannya. (Fs)