MOJOKERTO – Tak sedikit kasus di Indonesia yang terpapar paham radikalisme. Hal itu disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya kurangnya pengawasan orang tua, kedua masih minimnya budaya literasi, dan yang ketiga lingkungan atau pergaulan yang salah.
Oleh karena itu sangat penting bagi masyarakat memperbanyak wawasan melalui berbagai sumber baik buku ataupun rujukan orang, tokoh, sehingga tidak sempit dalam wawasan berpikir. Masyarakat juga mesti meningkatkan budaya literasi dengan mengasah tradisi membaca, menulis dan memecahkan permasalahan disekitarnya.
Untuk meminimalisir terpapar oleh paham radikalisme, Sutrisno berpendapat dan hal itu bisa dilakukan oleh para stakeholder yakni adanya bahan materi khusus tentang antisipasi paham radikalisme terhadap masyarakat.
“Tentu materi itu harus disampaikan oleh pihak yang benar-benar kompeten dan professional. Sehingga semua masyarakat dapat memahami pola dan bahaya paham radikalisme,” katanya.
“Saya berharap dapat memberikan kontribusi dan pemikiran yang berguna bagi bangsa ini berkaitan dengan tantangan pendidikan yang terjadi saat ini dan kedepannya,” tambahnya. (Ar)