Daerah

Bojonegoro Siap Guncang Jawa Timur: Padangan Dirancang Jadi Kota Baru Masa Depan

aksesadim01
5783
×

Bojonegoro Siap Guncang Jawa Timur: Padangan Dirancang Jadi Kota Baru Masa Depan

Sebarkan artikel ini
Fbe54552 5bd1 49b2 9d51 95efb3eb9930

BOJONEGORO – Kecamatan Padangan, yang selama ini dikenal sebagai kawasan tenang di barat Bojonegoro, bakal mengalami lonjakan transformasi besar-besaran.

Pemerintah Kabupaten Bojonegoro, didukung penuh oleh Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Pratikno, resmi menggulirkan diskusi strategis pengembangan kawasan ini menjadi pusat niaga, pendidikan, dan kesehatan, Senin (4/8/2025).

Diskusi yang berlangsung intensif ini tak sekedar bincang ringan. Ia jadi tonggak awal terbentuknya masterplan besar untuk menjadikan Padangan sebagai pusat pertumbuhan baru sebuah kota masa depan Bojonegoro di wilayah barat.

Hadir dalam forum tersebut Bupati Setyo Wahono, Wakil Bupati Nurul Azizah, jajaran kepala OPD, perwakilan DPRD, akademisi, hingga tokoh masyarakat dan kepala desa se-Kecamatan Padangan.

Dalam sambutannya, Bupati Bojonegoro menegaskan pentingnya komitmen bersama.

“Padangan punya posisi emas. Tapi tanpa semangat kolektif, kita tidak akan bisa memaksimalkannya. Kita butuh kebangkitan bersama untuk menciptakan wilayah yang maju dan mensejahterakan,” ujar Bupati.

Tak kalah menggelora, Menko PMK Pratikno membeberkan pandangan jangka panjangnya. Ia menyebut Padangan sebagai kawasan strategis yang bisa menghubungkan poros Semarang, Solo, hingga Malang.

“Jika dikelola dengan visi besar, Padangan bisa menjadi The Healing Capital of East Java, bahkan The Capital City of the Region,” tegas Pratikno.

Ia pun memperkenalkan konsep visioner bernama “The Healing Ecosystem”, yakni pengembangan tujuh zona unggulan yang akan mengubah wajah Padangan secara menyeluruh:

1. Medical District: Menjadikan RSUD Padangan sebagai pusat pertumbuhan, termasuk rencana rumah sakit kardio-paru dan pusat pendidikan spesialis.

2. Heritage District: Menyulap nilai sejarah Padangan menjadi daya tarik wisata edukatif.

3. Wellness Tourism: Pemanfaatan empat waduk untuk wisata kesehatan dan rekreasi air.

4. Art Market dan Tourism: Ruang baru bagi pelaku seni dan ekonomi kreatif berkembang.

5. Creative Industry dan Art Heritage: Industri kreatif berbasis budaya lokal.

6. Natural Energy Meditation: Zona khusus untuk refleksi dan meditasi berbasis alam.

7. Spiritual Healing: Memadukan pendekatan spiritual dalam kehidupan masyarakat modern.

Tak hanya infrastruktur, sektor pendidikan pun turut menjadi sorotan. Mulai dari peningkatan kualitas PAUD hingga SMP, hingga pengembangan sistem pembelajaran berbasis teknologi, terutama dalam penguasaan bahasa Inggris.

“Tanpa sekolah berkualitas, tidak akan ada tokoh hebat dari Padangan. Kita juga harus hidupkan kembali kejayaan pesantren sebagai pusat pendidikan yang profesional dan adaptif,” tambah Pratikno.

Di bidang pertanian, Padangan disiapkan sebagai lokasi uji coba pertanian berbasis teknologi canggih, sebuah langkah berani menuju pertanian masa depan.

Diskusi ini menjadi ajang penguatan sinergi antar pihak pemerintah pusat, daerah, akademisi, masyarakat, hingga pelaku usaha. Semua sepakat Bojonegoro tak bisa hanya mengandalkan dana migas.

“Kita harus mulai membangun fondasi ekonomi baru. Kita harus wariskan masa depan yang lebih baik untuk generasi mendatang,” tegas Menko PMK.

Dengan semangat kolaboratif dan visi besar, Pemerintah Kabupaten Bojonegoro kini bersiap menata Padangan dalam satu kesatuan grand design pembangunan masa depan. Sebuah langkah berani, dari desa menjadi pusat peradaban baru. (Prokopim)