BOJONEGORO – Suasana hangat penuh semangat gotong royong terasa membuncah di Pendopo Malowopati, Bojonegoro, Rabu malam (16/7/2025).
Ratusan insan koperasi, pelaku UMKM, dan pemangku kepentingan ekonomi rakyat tumplek blek dalam acara Sarasehan dan Temu Bisnis sebagai pembuka perayaan Hari Koperasi Nasional (Harkopnas) ke-78 tingkat Jawa Timur.
Acara ini bukan sekadar formalitas, melainkan simbol kuat bahwa koperasi adalah mesin masa depan, bukan tinggalan sejarah.
Mengusung semangat Koperasi Merah Putih (KMP), Pemerintah Kabupaten Bojonegoro bersama Pemprov Jatim menyatakan komitmennya menjadi motor penggerak ekonomi kerakyatan menuju Indonesia Emas 2045.
Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak, yang hadir secara daring, menyampaikan apresiasi terhadap kemajuan koperasi di Jatim khususnya di Bojonegoro.
Menurut Emil, tantangan ke depan adalah mendorong koperasi dan UMKM agar naik kelas, tak hanya dari sisi SDM, tapi juga dari infrastruktur hingga keterhubungan dalam ekosistem industri yang kokoh dan berkelanjutan.
“Jawa Timur harus menjadi Gerbang Baru Nusantara, pusat manufaktur dan industri nasional. Bukan hanya infrastrukturnya yang harus maju, tapi ekosistem industrinya juga harus solid,” tegas Emil.
Sementara itu, Bupati Bojonegoro Setyo Wahono menyambut baik kegiatan ini sebagai ajang tukar pikiran dan kolaborasi nyata antar pelaku koperasi se-Jawa Timur.
“Kami siap fasilitasi penuh, mulai dari regulasi, pelatihan, hingga kebijakan strategis agar koperasi di Bojonegoro terus tumbuh kuat,” tegasnya.
Turut hadir pula Ketua Dekopin Nasional, Priskhianto, yang menekankan bahwa koperasi adalah instrumen penting menciptakan kesejahteraan yang berkeadilan, sehingga peran aktif pemerintah dalam membina dan mengembangkan koperasi sangatlah vital.
Ketua Dekopinwil Jatim, Slamet Sutanto, menambahkan bahwa penunjukan Bojonegoro sebagai tuan rumah Harkopnas tingkat provinsi merupakan rekomendasi langsung dari Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa.
“Bojonegoro mengalami lonjakan luar biasa dalam pemberdayaan ekonomi lokal dan koperasi selama beberapa tahun terakhir,” ungkap Slamet.
Tak hanya sarasehan, acara ini juga diramaikan dengan sesi panel strategis yang membahas mulai dari peran koperasi desa dan kelurahan dalam ketahanan pangan dan ekonomi, hingga tantangan digitalisasi koperasi di tengah derasnya arus globalisasi.
Dengan dibukanya Harkopnas di Bojonegoro, daerah ini tak hanya mengukuhkan diri sebagai penopang ekonomi lokal, tapi juga menjadi poros baru gerakan koperasi di Jawa Timur. (yen)