Daerah

Bojonegoro dan Balai Bahasa Jatim Uji Cerita Anak Dwibahasa di SD

aksesadim01
5784
×

Bojonegoro dan Balai Bahasa Jatim Uji Cerita Anak Dwibahasa di SD

Sebarkan artikel ini
A0b140ee 2e2a 4a1b 9701 b5f422538647

BOJONEGORO – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro terus menyalakan semangat literasi dan pelestarian bahasa daerah. Melalui Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Pemkab berkolaborasi dengan Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur (BBP Jatim) menggelar talkshow SAPA! Malowopati FM, Selasa (07/10/2025).

Talkshow tersebut menghadirkan narasumber utama Dr. Puji Retno Hardiningtyas, M.Hum selaku Kepala Balai Bahasa Jatim, Awaludin Rusiandi sebagai tim penerjemah, serta Emi Sudarwati, S.Pd dari Dinas Kominfo Bojonegoro.

Namun tak berhenti di studio, kolaborasi ini juga diwujudkan lewat kegiatan Uji Keterbacaan Naskah Cerita Anak Dwibahasa di SDN Kepatihan Bojonegoro, bekerja sama dengan UPT Kemendikdasmen Jawa Timur.

Dalam pemaparannya, Dr. Puji Retno menjelaskan bahwa uji keterbacaan merupakan langkah penting sebelum buku diedarkan secara luas.

“Kami ingin memastikan anak-anak bisa memahami isi cerita dengan mudah, bahasanya sesuai usia, dan tetap mencerminkan budaya mereka,” ujarnya.

Bojonegoro dipilih karena dikenal sebagai wilayah yang kaya penulis lokal dan merepresentasikan karakter budaya Jawa Timur bagian barat. Menariknya, salah satu cerita yang diuji bahkan berlatar kisah khas Bojonegoro.

Sebanyak 16 judul cerita anak dwibahasa diuji coba dalam kegiatan ini. Setiap buku melewati proses ketat, mulai dari penilaian anak sebagai pembaca pertama, validasi oleh ahli kurikulum, hingga mendapatkan Surat Keputusan Menteri sebelum resmi dicetak dan disebarluaskan.

Dr. Retno mengungkapkan bahwa buku-buku ini tidak hanya berbahasa Indonesia dan daerah, tapi juga dikembangkan dalam format inklusif seperti aksara braille dan audiobook.

“Semua muatan lokal di Jawa Timur bisa dimasukkan ke dalam buku cerita anak. Kami ingin literasi ini menjangkau semua kalangan,” tambahnya.

Sementara itu, Awaludin Rusiandi, penerjemah BBP Jatim, menegaskan bahwa proyek ini melibatkan sepenuhnya tenaga lokal: mulai dari penerjemah, ilustrator, hingga desainer tata letak.

“Ini bukan sekedar penerjemahan, tapi gerakan pemberdayaan. Setiap gambar dan kata lahir dari budaya Jawa Timur,” ungkapnya.

Menurutnya, menerjemahkan cerita anak bukan tugas mudah. Bahasa harus sederhana, ringan, namun tetap bermakna.

“Menulis untuk anak-anak itu punya tanggung jawab moral. Cerita harus menghibur sekaligus mendidik,” tuturnya.

Ke depan, buku-buku ini direncanakan diterjemahkan ke berbagai bahasa asing agar bisa menembus pasar internasional.

Uji keterbacaan di SDN Kepatihan melibatkan tiga varian bahasa daerah: Bahasa Jawa, Jawa Dialek Osing, dan Bahasa Madura.

Kegiatan ini bertujuan mengenalkan siswa pada keberagaman bahasa daerah di Pulau Jawa.

Menariknya, setiap cerita mengandung unsur STEAM (Science, Technology, Engineering, Art, Mathematics), sehingga tidak hanya melatih kemampuan berbahasa, tetapi juga menumbuhkan daya pikir kritis dan kreatif anak-anak.

Perwakilan Dinas Kominfo Bojonegoro, Emi Sudarwati, S.Pd, menyampaikan bahwa pemerintah daerah terus mendukung pelestarian bahasa daerah melalui kegiatan literasi.

“Kami ingin anak-anak Bojonegoro bangga menggunakan bahasa daerahnya. Belajar bahasa harus menyenangkan dan tidak perlu takut salah,” katanya.

Sebagai penutup, Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur membuka peluang bagi masyarakat yang ingin berpartisipasi dalam gerakan literasi, baik sebagai penulis, ilustrator, maupun penerjemah.

Informasi mengenai seleksi naskah dan kolaborasi dapat diakses melalui laman resmi www.balaibahasajatim.kemendikdasmen.go.id dan akun media sosial Balai Bahasa Jatim.

Dengan langkah-langkah ini, Bojonegoro tak hanya memperkuat literasi, tapi juga menjadi garda depan pelestarian bahasa daerah di Jawa Timur. (yen)