Daerah

Bibit Gratis dan Pendampingan Total, Program Ini Disebut Solusi Cerdas Tekan Kemiskinan Bojonegoro

aksesadim01
2887
×

Bibit Gratis dan Pendampingan Total, Program Ini Disebut Solusi Cerdas Tekan Kemiskinan Bojonegoro

Sebarkan artikel ini
Img 20250709 wa0156

BOJONEGORO — Awal 2025 menjadi momen penuh harapan bagi ratusan keluarga prasejahtera di Bojonegoro. Lewat program inspiratif bertajuk Gerakan Tanam Harapan, Bupati Setyo Wahono bersama Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) meluncurkan inisiatif luar biasa: pembagian 140.000 bibit sayuran gratis lengkap dengan pendampingan intensif hingga masa panen.

Tak sekedar “bagi-bagi bibit”, program ini menjadi solusi nyata bagi tiga isu utama sekaligus: ketahanan pangan keluarga, gizi seimbang, dan peluang ekonomi baru dari rumah sendiri.

Sejak Februari hingga Maret 2025, sebanyak 200 keluarga di enam kecamatan, Ngraho, Tambakrejo, Ngasem, Purwosari, Baureno, dan Kedungadem, telah menerima berbagai jenis bibit mulai dari cabai, tomat, terong, pokcoy hingga bunga kol. Semua disesuaikan dengan kondisi tanah masing-masing agar hasil optimal.

Program ini menyasar warga yang masuk dalam data DAMISDA dan penerima IPAH, termasuk Kelompok Wanita Tani (KWT) dan keluarga rentan. Ini memastikan bantuan tepat sasaran dan berdampak langsung bagi yang membutuhkan.

Bupati Wahono menegaskan, pendistribusian bibit bukanlah langkah akhir. “Setiap minggu, penyuluh pertanian dan tim DKPP kami wajib turun langsung ke lapangan untuk mendampingi warga,” tegasnya.

Tujuannya bukan hanya mengawal pertumbuhan tanaman, tapi juga membekali warga dengan ilmu dan teknik menanam yang efektif.

Dengan sistem ini, masyarakat tidak hanya menerima bantuan, tetapi juga diberdayakan secara nyata, modal hidup yang berkelanjutan.

Mandiri Pangan: Pekarangan rumah disulap jadi lumbung mini keluarga. Tak perlu cemas harga sayur naik cukup petik sendiri.

Gizi Lebih Terjaga: Anak-anak dan keluarga kini lebih mudah mengakses sayuran segar setiap hari.

Peluang Ekonomi: Hasil melimpah bisa dijual, jadi tambahan penghasilan sekaligus penggerak ekonomi lokal.

Lewat pendekatan sederhana namun berdampak besar, program ini jadi bukti bahwa pemberdayaan dari pekarangan rumah mampu memutus rantai kemiskinan. Lahan sempit bukan penghalang, justru bisa jadi titik awal perubahan hidup.

Bojonegoro membuktikan bahwa harapan bisa ditanam, dan kesejahteraan bisa dipanen. Inilah inovasi yang tak hanya menghijaukan pekarangan, tetapi juga masa depan. (yen)