Daerah

Ujian Perangkat Desa di Bojonegoro Ricuh, Kepala Desa Sumberarum Dituding Tidak Transparan

aksesadim01
4885
×

Ujian Perangkat Desa di Bojonegoro Ricuh, Kepala Desa Sumberarum Dituding Tidak Transparan

Sebarkan artikel ini
5f60c87d b4b6 42cc 995f 30f1344993c0

BOJONEGORO – Pasca pelaksanaan ujian perangkat desa beberapa hari lalu, suasana masih panas menyelimuti Desa Sumberarum, Kecamatan Dander, Kabupaten Bojonegoro.

Masyarakat kian ramai membicarakan dugaan permainan nilai yang melibatkan Kepala Desa setempat.

Beberapa warga secara blak-blakan menuding Kepala Desa Sumberarum ikut campur dalam proses seleksi.

Mereka menilai hasil ujian sudah “diatur” sejak awal untuk memenangkan salah satu peserta, yang diketahui bernama Nevita Putri Pradikba.

Kepada awak media, warga berinisial KY mengungkapkan kekecewaan mendalam terhadap proses penjaringan calon perangkat desa yang dianggap tidak transparan.

“Harusnya biarkan peserta berjuang sesuai kemampuan. Tapi ini malah ada dugaan nilai sudah disetting. Kami kecewa berat,” ungkap, Selasa (7/10/2025).

Menurutnya, pelaksanaan ujian seharusnya dilakukan secara objektif oleh tim penjaringan yang sudah dibentuk, tanpa intervensi dari pihak kepala desa. Namun, dugaan publik berkata lain.

Tak hanya soal ujian, warga lainnya berinisial SP juga menyoroti sikap Kepala Desa Sumberarum yang dinilai semakin tertutup dalam pengelolaan pemerintahan desa.

Transparansi anggaran, termasuk APBDes dan dana bantuan dari pemerintah, disebut-sebut minim keterbukaan.

“Entah kenapa sekarang Kepala Desa seperti menutup-nutupi semuanya. Masyarakat tidak tahu apa-apa, seolah dibodohi,” keluhnya dengan nada kesal.

Sementara itu, warga desa setempat lainnya yang minta namanya tidak di publish mengaku sudah tidak percaya lagi terhadap proses seleksi perangkat desa yang berlangsung.

“Percuma ikut ujian, hasilnya sudah bisa ditebak dari awal. Kami hanya buang waktu dan tenaga,” ujarnya kecewa.

Keresahan warga semakin memuncak setelah nama Nevita Putri Pradikba resmi diumumkan sebagai pemenang seleksi. Mereka menilai hal itu membuktikan dugaan rekayasa nilai yang selama ini ramai diperbincangkan.

Tak hanya itu, banner dan pengumuman resmi yang dipasang di desa pun kini dianggap warga sekedar formalitas belaka.

“Semua itu cuma buat pencitraan. Nyatanya, warga tidak dilibatkan dan tidak pernah diberi penjelasan apa pun,” tambahnya.

Masyarakat berharap pihak berwenang, termasuk kecamatan dan inspektorat, turun tangan untuk menindaklanjuti dugaan kecurangan ini.

“Kami minta ada tindakan tegas. Jangan biarkan desa ini dijadikan ajang permainan oknum yang tidak bertanggung jawab,” tegasnya.

Hingga berita ini ditayangkan, Kepala Desa Sumberarum belum memberikan klarifikasi atau tanggapan resmi terkait tudingan yang dilontarkan oleh warganya walaupun tim dari media ini beberapa kali sudah mencoba untuk komunikasi. (Er)