BOJONEGORO – Semangat mendukung program Swasembada Pangan Nasional 2025 terus bergelora. Kali ini, jajaran Polsek Kedungadem turun langsung ke lapangan melaksanakan penanaman jagung serentak Kuartal IV sekaligus meresmikan gudang ketahanan pangan Polri, Rabu (8/10/2025).
Kegiatan berlokasi di Petak 79 A1 RPH Bunten, BKPH Tondomulo, Desa Tondomulo, Kecamatan Kedungadem, Kabupaten Bojonegoro.
Aksi tanam jagung merupakan tindak lanjut dari instruksi Presiden RI dan Kapolri kepada seluruh jajaran kepolisian agar berkontribusi aktif dalam memperkuat ketahanan pangan nasional di tengah tantangan ekonomi global.
Turut hadir dalam kegiatan tersebut, Kapolsek Kedungadem AKP Mat Suiswanto beserta anggota, Babinsa Koramil Kedungadem, perwakilan Dinas Perhutani, Dinas Pertanian, Asper BKPH Tondomulo, perangkat desa, serta masyarakat Desa Tondomulo.
Kolaborasi lintas sektor ini menjadi bukti nyata komitmen bersama dalam menjaga ketersediaan pangan daerah.
Dalam sambutannya, AKP Mat Suiswanto menegaskan bahwa kegiatan tanam jagung serentak ini dilakukan di seluruh Indonesia atas arahan langsung Presiden dan Kapolri. Tujuannya menjaga stabilitas harga dan memastikan kesejahteraan petani tetap terjaga.
“Hari ini, Polri di seluruh Indonesia melaksanakan tanam jagung serentak untuk mendukung ketahanan pangan nasional. Kami ingin saat panen nanti harga jagung tetap stabil, tidak anjlok. Bulog akan menyerap hasil panen dengan harga standar agar pasokan dan harga di pasaran tetap aman,” tegas AKP Mat Suiswanto.
Kapolsek juga menambahkan bahwa lahan tanam di Kedungadem akan dikelola secara gotong royong antara aparat kepolisian dan masyarakat.
“Kami berharap warga ikut menjaga dan merawat tanaman ini supaya hasilnya maksimal dan bisa dinikmati bersama,” ujarnya.
Sementara itu, Asisten Perhutani BKPH Tondomulo, Eko Sudiarto, menyampaikan bahwa kegiatan tanam jagung juga dilakukan di kawasan hutan sosial seluas 9,45 hektare yang dikelola masyarakat sekitar.
Menurutnya, pola pengelolaan hutan sosial tetap harus menjaga fungsi utama hutan.“Dalam konsepnya, sekitar 50 persen lahan harus ditanami tanaman keras, 30 persen tanaman sedang seperti jati atau buah-buahan, dan 20 persen boleh dimanfaatkan untuk pertanian. Jadi tetap lestari sekaligus produktif,” jelas Eko.
Ia menegaskan, Perhutani akan terus melakukan pendampingan dan pemantauan agar pengelolaan lahan sesuai ketentuan serta menghasilkan panen optimal.
“Kami pastikan kegiatan ini berjalan sesuai rencana dan hasilnya memberi manfaat nyata bagi masyarakat,” tambahnya.
Melalui kegiatan tanam jagung serentak ini, Polsek Kedungadem, Perhutani, dan masyarakat Desa Tondomulo menunjukkan kolaborasi nyata untuk memperkuat ketahanan pangan daerah sekaligus mendukung visi Presiden dan Kapolri menuju Indonesia yang mandiri, makmur, dan berdaulat di bidang pangan.
Gerakan ini bukan hanya simbol, melainkan langkah konkret menuju masa depan pertanian yang tangguh dan berkelanjutan dari Kedungadem untuk Indonesia. (Kun)