Infotaiment

Peternak Ayam Broiler Lamongan Protes Sidak Tanpa Prosedur

aksesadim01
6898
×

Peternak Ayam Broiler Lamongan Protes Sidak Tanpa Prosedur

Sebarkan artikel ini
C217c1e6 6794 44be 98cb 775bc51713f1

LAMONGAN – Ratusan peternak ayam broiler di Lamongan akhirnya turun ke jalan. Mereka memadati depan kantor Dinas Peternakan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Lamongan, Rabu (1/10/2025), membawa spanduk dan poster sebagai bentuk protes keras terhadap inspeksi mendadak (sidak) tanpa surat tugas resmi.

Terik matahari tak memadamkan semangat. Justru, amarah dan kekecewaan para peternak semakin membara.

Mereka menuding praktik sidak tanpa prosedur ini tidak hanya merugikan secara ekonomi, tetapi juga melukai martabat mereka sebagai pelaku usaha yang sah.

Salah satu spanduk bertuliskan tegas, “Kami Diperiksa Seperti Tersangka, Padahal Kami yang Memberi Makan Negeri Ini.”

Keluhan itu juga datang dari Sugeng, peternak asal Karangbinangun. Dengan suara bergetar ia menceritakan keresahannya.

“Bayangkan, tiba-tiba orang asing masuk ke kandang, mengaku petugas, tapi tak bisa menunjukkan surat tugas. Kami rugi, ayam stres, bahkan mati. Ini bukan sekedar soal emosi, tapi soal kerugian nyata,” keluhnya.

Para peternak mengingatkan bahwa ayam broiler sangat sensitif terhadap gangguan. Masuknya orang asing tanpa izin ke dalam kandang bisa memicu stres massal pada ayam, yang berujung kerugian jutaan rupiah.

Dalam orasi yang berlangsung tertib, massa menegaskan tiga tuntutan:

Hentikan semua sidak ilegal tanpa surat tugas.
Terapkan pengawasan yang transparan dan adil.
Libatkan peternak dalam penyusunan kebijakan terkait usaha peternakan.
Rahmawati, satu-satunya peternak perempuan yang ikut berorasi, menyampaikan dengan lantang. “Kami tidak menolak pengawasan. Tapi kami menolak cara-cara arogan yang melanggar aturan. Kami pelaku usaha resmi, bukan pihak yang patut dicurigai.”

Aksi damai itu akhirnya mendapat respon dari pihak Dinas Peternakan. Melalui juru bicara, mereka menyatakan siap menampung aspirasi dan menjadwalkan audiensi resmi.

“Kami berterima kasih atas masukan yang disampaikan. Evaluasi akan dilakukan demi terciptanya iklim usaha peternakan yang sehat dan adil,” ucap pejabat tersebut singkat.

Meski demikian, para peternak menilai pernyataan itu belum cukup menjawab persoalan. Mereka berharap pemerintah benar-benar serius menindak praktik sidak tanpa prosedur yang selama ini meresahkan.

Bagi para peternak rakyat, aksi ini bukan sekedar protes. Ini adalah jeritan hati untuk menuntut keadilan yang bermartabat di tengah tekanan berat harga pakan yang terus meroket, fluktuasi pasar yang tak menentu, serta biaya operasional yang semakin tinggi.

Seorang peternak menutup orasi dengan lantang, “Kami ini peternak rakyat, bukan lawan pemerintah. Kami mitra yang ikut memberi makan negeri. Jangan lagi diperlakukan seperti penjahat.” (Bup)