Infotaiment

Ini Fakta Keracunan Massal di SMA 2 Lamongan

aksesadim01
5780
×

Ini Fakta Keracunan Massal di SMA 2 Lamongan

Sebarkan artikel ini
51be24b8 b562 4a5a bad8 a363ca9a6892

LAMONGAN — Misteri kasus dugaan keracunan massal di SMA Negeri 2 Lamongan akhirnya menemukan titik terang. Setelah sempat menjadi perbincangan hangat publik, hasil uji laboratorium resmi dari Kementerian Kesehatan RI memastikan bahwa program Makan Bergizi Gratis (MBG) sama sekali bukan penyebab insiden tersebut.

Sampel makanan serta muntahan siswa diperiksa di laboratorium terakreditasi Kemenkes di Surabaya. Dari hasil pengujian, tidak ditemukan zat berbahaya yang berpotensi menimbulkan keracunan.

“Seluruh sampel dinyatakan negatif. Tidak ada kandungan berbahaya pada makanan yang dikonsumsi siswa,” tegas Dandim 0812 Lamongan, Letkol Inf Deni Suryo Anggo Digdo, saat konferensi pers, Sabtu (27/9/2025).

Meski MBG sudah terbukti aman, Dandim menekankan pentingnya langkah pencegahan. Pengawasan distribusi dan pengolahan makanan akan semakin diperketat, terutama yang diperuntukkan bagi anak sekolah.

“Ini jadi pembelajaran berharga. Ke depan, kami pastikan standar keamanan pangan tetap dijaga di setiap tahap produksi makanan,” tambahnya.

Sebagai bentuk tindak lanjut, Kodim 0812 bersama sejumlah instansi terkait langsung menggelar pelatihan higienitas pangan bagi para penyedia makanan.

Materi yang diberikan mencakup cara memasak, menyimpan, dan menyajikan makanan agar tetap sehat, higienis, dan bergizi sampai di tangan siswa.

“Kami ingin membangun ekosistem makanan sehat dan aman. Karena gizi yang baik adalah pondasi masa depan anak-anak kita,” ujar Deni.

Bupati Lamongan sendiri turun langsung menjenguk para siswa yang sempat dirawat akibat insiden tersebut, sekaligus memberikan dukungan moral kepada pihak sekolah dan keluarga.

Pemerintah daerah juga mengimbau masyarakat agar tidak lagi menyebarkan kabar simpang siur yang justru menimbulkan kepanikan.

Program MBG, yang memiliki misi mulia meningkatkan asupan gizi pelajar, tetap akan dilanjutkan dengan pengawasan yang lebih ketat.

Insiden ini menjadi pengingat bahwa niat baik harus selalu dibarengi dengan kehati-hatian dan standar mutu yang tinggi.

Dengan kolaborasi antara pemerintah, sekolah, dan masyarakat, Lamongan optimis bisa mencetak generasi yang sehat, cerdas, dan berdaya saing tinggi. (Bup)