BOJONEGORO – Langkah besar menuju pengakuan dunia! Pemerintah Kabupaten Bojonegoro lewat Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) menggelar Pelatihan Pemandu Wisata Geopark Bojonegoro Tahun 2025, sebagai bagian dari persiapan menjelang penetapan sebagai UNESCO Global Geopark (UGGp).
Acara pelatihan ini resmi dibuka oleh Wakil Bupati Bojonegoro Nurul Azizah di Gedung PIO Geopark Bojonegoro, Kamis (7/8/2025), dan berlangsung selama dua hari hingga Jumat (8/8/2025).
Total ada 50 peserta yang ambil bagian, terdiri dari perwakilan Pokdarwis (Kelompok Sadar Wisata) di titik-titik geosite, Duta Wisata Kang Yune, Saka Pariwisata, serta staf dari UPTD Pariwisata Terpadu Disbudpar.
Kehadiran Kholidatur Rofiah, Ketua Geopark Ijen, sebagai narasumber utama, menambah semarak dan bobot pelatihan yang digadang-gadang jadi langkah strategis untuk mendongkrak kualitas layanan wisata Bojonegoro.
Kepala Disbudpar Bojonegoro, Welly Fitrama, menjelaskan bahwa pelatihan ini dirancang untuk menciptakan pemandu wisata profesional yang mampu menyuguhkan informasi dengan menarik, komunikatif, dan tentunya ramah kepada pengunjung.
“Pelayanan yang baik akan membekas di hati wisatawan dan mendorong mereka untuk datang lagi. Maka dari itu, pemandu wisata adalah wajah depan dari pariwisata Bojonegoro,” tegas Welly.
Ia menambahkan, saat ini Bojonegoro menyandang status aspirant Geopark Global dan akan melakukan presentasi ke UNESCO di Paris pada tahun 2026. Untuk itulah, kebutuhan akan pemandu wisata berkualitas kini menjadi sangat mendesak.
Saat ini, Geopark Bojonegoro telah memiliki 18 geosite, 3 biosite, dan 6 culture site yang tersebar di berbagai kecamatan, dan menjadi aset penting untuk menggaet wisatawan lokal maupun mancanegara.
Sementara itu, Wakil Bupati Nurul Azizah mengungkapkan rasa bangganya atas kekayaan geologi yang dimiliki Bojonegoro. Menurutnya, keunikan geologi Bojonegoro tidak bisa ditemukan di tempat lain.
“Ini adalah warisan bumi yang sangat istimewa. Kita semua punya tanggung jawab untuk merawat dan mengenalkannya ke dunia,” ucap Nurul.
Ia juga mendorong agar penyebaran informasi soal Geopark tidak hanya dibebankan kepada para pemandu wisata, namun juga melibatkan peran media lokal, media sosial, hingga lembaga pendidikan.
“Masih banyak masyarakat kita yang belum tahu apa itu Geopark. Maka yang hadir di sini punya misi besar untuk mengedukasi dan menyebarkan informasi ini secara masif,” tambahnya.
Dengan adanya pelatihan ini, diharapkan ke depan para pemandu wisata dapat tampil lebih percaya diri, komunikatif, dan kompeten dalam menjelaskan potensi destinasi wisata Bojonegoro.
Selain itu, kegiatan ini juga menjadi bukti nyata sinergi antara pemerintah dan masyarakat dalam memajukan sektor pariwisata daerah menuju level internasional. (Prokopim)