Daerah

Siswa SD-SMA Dapat 14 Jenis Pemeriksaan Kesehatan Gratis dari Pemkab Bojonegoro

aksesadim01
6872
×

Siswa SD-SMA Dapat 14 Jenis Pemeriksaan Kesehatan Gratis dari Pemkab Bojonegoro

Sebarkan artikel ini
94aa0869 d4c0 407e a216 a8fe368000af

BOJONEGORO – Pemerintah Kabupaten Bojonegoro makin serius dalam membangun masa depan generasi muda. Salah satu langkah nyatanya adalah lewat program Cek Kesehatan Gratis (CKG) yang kini tak hanya menyasar orang dewasa, tapi juga merambah anak usia sekolah.

Mulai dari siswa SD hingga SMA/SMK, bahkan pelajar madrasah dan santri di pesantren, semuanya berkesempatan mendapatkan pemeriksaan kesehatan lengkap tanpa biaya.

Program ini menjangkau anak-anak berusia 7 hingga 17 tahun yang terdaftar di satuan pendidikan formal, baik di bawah Dinas Pendidikan maupun Kementerian Agama.

Pemeriksaan yang dilakukan tak main-main. Untuk siswa SD, tersedia 13 jenis layanan, sedangkan pelajar tingkat SMP hingga SMA mendapatkan hingga 14 paket pemeriksaan, sesuai kebutuhan usia dan fase tumbuh kembang.

Layanan ini mencakup, status gizi, kebugaran fisik, kadar hemoglobin, kesehatan gigi dan mulut, kesehatan reproduksi, hingga kondisi mental emosional.

“Program ini bukan sekadar deteksi dini penyakit, tapi juga menjadi media edukasi penting bagi anak-anak agar mereka lebih sadar akan pola hidup sehat,” ujar drg. Fajar Respati, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Bojonegoro, dalam talkshow SAPA Malowopati FM, Jumat (1/7/2025).

Hingga akhir Juli 2025, CKG telah menyentuh lebih dari 30.906 siswa, atau sekitar 12,4% dari total sasaran se-Kabupaten Bojonegoro.

Pemeriksaan dilakukan secara kolaboratif lintas sektor antara Puskesmas, Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan, Kemenag, serta Cabang Dinas Pendidikan Provinsi Jatim.

Siswa madrasah dan pondok pesantren juga menjadi bagian dari sasaran prioritas, memastikan tidak ada anak usia sekolah yang tertinggal dari program penting ini.

Menurut drg. Fajar, banyak siswa yang baru menyadari pentingnya menjaga kesehatan setelah mengikuti pemeriksaan.

“Banyak anak ternyata konsumsi gula berlebih, kurang gerak, dan jam tidurnya kacau. Program ini menjadi momen refleksi bagi anak dan orang tua untuk mulai hidup sehat sejak dini,” terangnya.

Ia menekankan bahwa CKG adalah bentuk investasi jangka panjang, bukan hanya untuk anak-anak Bojonegoro, tapi juga untuk masa depan Indonesia yang lebih sehat dan kompetitif.

Bagi wilayah atau sekolah yang belum terjangkau, masyarakat dapat mengajukan permintaan layanan CKG melalui pihak sekolah atau langsung ke Puskesmas setempat. Pemerintah daerah terbuka terhadap inisiatif masyarakat demi keberlanjutan program.

“Dengan semangat kolaborasi dan perhatian terhadap kesehatan anak, kami ingin memastikan bahwa masa depan Kabupaten Bojonegoro dipenuhi generasi yang sehat, kuat, dan unggul,” pungkas drg. Fajar. (yen)