Daerah

Sekolah Aman dan Bebas Bullying, Ini Jurus Jitu Pemkab Bojonegoro

aksesadim01
5104
×

Sekolah Aman dan Bebas Bullying, Ini Jurus Jitu Pemkab Bojonegoro

Sebarkan artikel ini
Img 20250718 wa0079

BOJONEGORO – Langkah nyata kembali ditunjukkan Pemkab Bojonegoro dalam upaya melindungi masa depan anak-anak dari ancaman kekerasan dan pernikahan usia dini.

Lewat Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (P3AKB), gerakan edukatif langsung digelar ke sekolah-sekolah.

Kamis (17/07/2025), Dinas P3AKB menyambangi SMP Negeri 1 Bojonegoro dalam kegiatan sosialisasi bertema perlindungan anak.

Di hadapan para siswa, Kepala Dinas Ahmad Hernowo Wahyu Utomo menekankan pentingnya menciptakan lingkungan belajar yang aman, ramah, dan bebas dari kekerasan.

“Anak-anak harus paham bahwa mereka punya hak untuk merasa aman di sekolah. Bukan hanya dari kekerasan fisik, tapi juga dari bullying, kekerasan verbal, dan tekanan mental lainnya,” tegasnya.

Tak hanya itu, para siswa juga diajak untuk menjadi agen perubahan, dengan dibekali cara melaporkan kekerasan, mengenali bentuk-bentuknya, serta berani bersuara jika melihat atau mengalami tindakan yang merugikan.

Menurut Hernowo, menciptakan sistem perlindungan anak yang kokoh tak bisa hanya diserahkan ke sekolah saja. Butuh kerja sama antara orang tua, guru, masyarakat, dan pemerintah untuk membangun benteng bersama.

“Kalau anak merasa aman, mereka bisa tumbuh jadi pribadi yang percaya diri, cerdas, dan punya daya saing,” imbuhnya.

Kepala SMPN 1 Bojonegoro, Munir, menyambut antusias kolaborasi ini. Ia menilai, langkah Dinas P3AKB sangat tepat di tengah makin kompleksnya tantangan anak-anak zaman sekarang.

“Kami sangat mendukung. Sekolah harus jadi tempat yang nyaman dan melindungi, bukan menakutkan. Maka pengawasan harus menyeluruh: guru, wali murid, hingga kebijakan dari atas,” jelasnya.

Munir berharap kegiatan semacam ini terus digalakkan secara berkelanjutan di seluruh sekolah.

Menurutnya, ketika anak-anak merasa aman dan dihargai, mereka akan tumbuh jadi generasi yang tangguh, berkarakter, dan siap menghadapi masa depan.

Dengan pendekatan persuasif dan edukatif seperti ini, Bojonegoro kembali menunjukkan komitmennya sebagai Kabupaten Ramah Anak, sekaligus menjadi contoh bagi daerah lain dalam mencegah kekerasan dan perkawinan usia dini. (yen)