BOJONEGORO – Di tengah tekanan harga bahan pokok yang makin merangkak naik, kabar bahagia datang bagi lebih dari 111 ribu keluarga miskin di Kabupaten Bojonegoro.
Pemerintah melalui Perum Bulog dan Pemkab Bojonegoro akan menyalurkan bantuan pangan berupa beras gratis sebanyak 20 kilogram per keluarga. Program ini ditargetkan rampung sebelum akhir Juli 2025.
Kepala Perum Bulog Cabang Bojonegoro, Ferdian Dharma Adtmaja, mengungkapkan bahwa bantuan ini merupakan bagian dari strategi pemerintah untuk memperkuat ketahanan pangan nasional sekaligus meredam gejolak harga yang memicu inflasi.
“Bantuan ini bukan sekadar distribusi pangan, tapi bagian dari misi besar negara dalam mengentaskan kemiskinan, mengatasi rawan pangan, serta menjaga stabilitas harga dan daya beli masyarakat,” tegas Ferdian saat sosialisasi di Kantor Pemkab Bojonegoro, Jumat (11/7/2025).
Sebanyak 111.833 keluarga penerima manfaat (KPM) akan menerima 10 kilogram beras untuk dua bulan berturut-turut yakni periode Juni dan Juli.
Proses distribusi dilakukan oleh pihak transporter resmi, dan seluruh teknis penyaluran sudah diatur, mulai dari lokasi, jadwal, hingga sistem undangan per wilayah.
“Dengan sistem distribusi yang terkoordinasi ini, kita ingin memastikan bantuan benar-benar jatuh ke tangan yang tepat,” terang Ferdian.
Data penerima bantuan ini, lanjutnya, bersumber dari Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN). Namun, pemerintah tetap membuka ruang perbaikan.
“Jika ada penerima yang ternyata tidak sesuai kriteria, bisa diganti dengan warga lain yang lebih berhak,” ujarnya.
Sementara itu, Wakil Bupati Bojonegoro, Nurul Azizah, turut hadir dalam sosialisasi dan menyampaikan apresiasinya terhadap kolaborasi antara pemerintah pusat dan daerah dalam program bantuan pangan ini.
Ia menyebut bahwa inflasi beras di Bojonegoro sempat meningkat dari 0,36 persen menjadi 1 persen.
“Artinya daya beli masyarakat menurun, sementara harga beras naik. Program ini sangat membantu untuk menjaga keseimbangan itu,” jelasnya.
Menariknya, meski inflasi terjadi, pertumbuhan ekonomi Bojonegoro justru menjadi yang tertinggi di Jawa Timur dengan angka fantastis 9,97 persen.
Tapi, Nurul mengingatkan bahwa pertumbuhan itu masih ditopang sektor migas dan pertanian.
“Misi kita ke depan jelas tingkatkan produksi beras lokal agar Bojonegoro bisa naik ke peringkat dua penghasil beras terbesar di Jatim,” tekannya.
Bagi warga Bojonegoro yang masuk dalam daftar penerima, mohon bersiap. Penyaluran bantuan beras ini ditargetkan rampung sebelum tanggal 31 Juli 2025.
Undangan resmi akan diberikan ke masing-masing penerima, lengkap dengan informasi waktu dan lokasi penyaluran.
Dengan kerja sama solid antara Bulog, pemerintah daerah, dan masyarakat, program ini diharapkan bukan hanya meringankan beban rakyat, tapi juga menjadi fondasi penguatan pangan lokal di Bojonegoro. (yen)