Daerah

Sapa Bupati, Disabilitas Ungkap Harapan, Wahono Janji Aksi

aksesadim01
2857
×

Sapa Bupati, Disabilitas Ungkap Harapan, Wahono Janji Aksi

Sebarkan artikel ini
Img 20250618 wa0009

BOJONEGORO – Momen SAPA BUPATI ke-3 yang digelar di Pendopo Malowopati, Selasa (17/6/2025), menjadi ajang aspiratif yang penuh haru dan harapan.

Warga Bojonegoro, termasuk para penyandang disabilitas, dengan antusias menyampaikan suara hati mereka kepada Bupati Bojonegoro, Setyo Wahono.

Salah satu yang mencuri perhatian adalah Ali, penyandang tuna netra sekaligus Ketua Pertuni (Perkumpulan Tuna Netra Indonesia) Bojonegoro.

Dengan lugas dan penuh semangat, ia mengapresiasi kemajuan fasilitas umum ramah disabilitas di Bojonegoro, terutama adanya guiding block di trotoar kota.

“Kami bangga trotoar Bojonegoro sudah ramah bagi tuna netra. Tapi masih ada yang rusak, mohon jadi perhatian Pak Bupati,” ujarnya.

Tak hanya itu, Ali juga meminta agar Pemkab Bojonegoro menyediakan pelatihan keterampilan khusus, terutama di bidang digital, agar para tunanetra bisa terus berkembang dan mandiri secara ekonomi.

Senada, Sanawi dari Kecamatan Balen menyuarakan bahwa penyandang disabilitas tidak ingin hanya menerima bantuan, tetapi juga ingin berkarya dan berkontribusi.

“Kami ingin diberi pelatihan, bukan dikasihani. Kami juga bisa mandiri dan berguna bagi masyarakat,” tegasnya.

Permintaan itu langsung direspon cepat oleh Bupati Setyo Wahono alias Mas Wahono.

Ia memerintahkan Dinas Sosial untuk segera menindaklanjuti usulan pelatihan dan perbaikan aksesibilitas trotoar.

Mas Wahono juga mengapresiasi semangat para disabilitas yang dinilai telah ikut membantu pemerintah dalam promosi produk UMKM dan wisata daerah.

“Disabilitas bukan beban, justru mereka aset yang produktif. Saya minta dinsos anggarkan pelatihan menjahit, digital, atau apa pun yang mendukung ekonomi mereka,” ujarnya.

Bahkan, Bupati membuka peluang bagi komunitas disabilitas untuk mengajukan proposal pelatihan, yang nantinya akan didukung penuh oleh pemerintah.

Program SAPA BUPATI bukan hanya ruang dialog formal, tapi juga wujud nyata bahwa pemerintah hadir, mendengar, dan bertindak. Harapan besar kini bergantung pada konsistensi implementasi di lapangan. (yen)