Peristiwa

Tragedi Longsor Tambang Cirebon: 14 Tewas, Izin Dicabut

aksesadim01
2776
×

Tragedi Longsor Tambang Cirebon: 14 Tewas, Izin Dicabut

Sebarkan artikel ini
Img 20250531 wa0112

CIREBON – Tragedi longsor mengguncang kawasan tambang galian C di Gunung Kuda, Desa Cipanas, Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten Cirebon, Jumat (30/5/2025). Hingga Sabtu (31/5), tercatat 14 orang tewas, 7 luka-luka, dan 11 lainnya masih hilang tertimbun material longsoran.

Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi yang akrab disapa KDM langsung turun ke lokasi bencana. Dalam peninjauannya, ia tampak geram dan langsung mengumumkan pencabutan izin operasi tambang.

“Kami sudah peringatkan berulang kali. Sekarang kami ambil langkah tegas. Izin operasional resmi kami cabut semalam!” tegasnya.

Tambang yang terletak di kaki Gunung Kuda itu ternyata dikelola oleh tiga pihak, yaitu sebuah koperasi pesantren dan dua yayasan. Ketiganya kini resmi ditutup total sejak Jumat malam.

Menurut KDM, Dinas ESDM Jabar sudah berkali-kali melayangkan surat peringatan soal potensi bahaya aktivitas tambang di sana. Namun, penghentian aktivitas tambang memang tidak bisa serta-merta dilakukan karena proses administratif dan regulasi.

“Tiga tahun lalu saya sudah datang langsung ke lokasi ini. Saya sudah bilang, tambang ini tidak layak jalan. Tapi tetap dijalankan, dan akhirnya terjadi bencana,” ungkap Dedi dengan nada kecewa.

Gubernur Jawa Barat itu juga menyampaikan bahwa pemerintah provinsi sudah menutup ratusan tambang ilegal di Jawa Barat dalam beberapa waktu terakhir. Penertiban akan terus digencarkan demi keselamatan warga dan kelestarian lingkungan.

“Kami tidak main-main. Penertiban akan terus dilakukan. Semua aktivitas tambang yang melanggar akan kami tindak tegas,” ujarnya.

Sebagai bentuk kepedulian, Pemprov Jabar menyiapkan santunan bagi keluarga korban. Tak hanya itu, biaya hidup anak-anak korban juga akan ditanggung sepenuhnya oleh pemerintah provinsi.

“Anak-anak yang kehilangan orang tua akan kami bantu hingga mereka mandiri. Ini tanggung jawab kita bersama,” kata KDM.

Tak lupa, dirinya juga meminta agar pengelola tambang turut ambil bagian dalam memberikan bantuan sosial.

“Mereka sudah lama menikmati hasil tambang. Kini saatnya mereka bertanggung jawab,” tutup KDM. (Yan)