Daerah

DPMD Bojonegoro Sarasehan Temukan Solusi Kekeringan Tahunan

aksesadim01
2895
×

DPMD Bojonegoro Sarasehan Temukan Solusi Kekeringan Tahunan

Sebarkan artikel ini
Img 20250303 Wa0044

BOJONEGORO – Pemerintah Kabupaten Bojonegoro berkomitmen untuk mengatasi masalah kekeringan yang terjadi di beberapa daerah setiap tahunnya.

Melalui Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD), Pemkab Bojonegoro mengadakan sarasehan dan pembekalan bagi calon peserta kegiatan live in yang bertujuan menangani kekeringan di Kabupaten Gunungkidul.

Sarasehan ini berlangsung di ruang Agling Dharma, gedung Pemkab Bojonegoro, pada hari Senin (3/3/2025).

Di Gunungkidul, peserta live in akan mempelajari pengelolaan sumber daya air yang berbasis teknologi, infrastruktur, serta pemberdayaan masyarakat dan desa.

Pembekalan ini dihadiri oleh beberapa Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait, 25 camat, dan 108 kepala desa dari wilayah yang terdampak kekeringan pada tahun 2024.

Wakil Bupati Bojonegoro, Nurul Azizah, dalam sambutannya menyatakan bahwa langkah belajar ke Gunungkidul ini menunjukkan keseriusan Kabupaten Bojonegoro dalam melaksanakan program yang merupakan janji saat kampanye oleh Bupati dan Wakil Bupati terpilih.

“Dokumen janji-janji tersebut telah dirumuskan menjadi RPJMD 2025-2029, yang merupakan kebijakan pemerintahan untuk lima tahun ke depan. RPJMD ini berisi keinginan yang berkaitan dengan masalah-masalah sesuai data dari BPS, mulai dari angka kemiskinan,” jelasnya.

Nurul Azizah melanjutkan bahwa data tersebut menjadi dasar untuk rencana pembangunan jangka pendek, menengah, dan panjang. Rencana jangka pendek mencakup program 100 hari, termasuk mengatasi masalah kekeringan dan ketersediaan air.

Di Bojonegoro, sejak tahun 2021 terdapat sekitar 60 desa yang mengalami kekeringan. Angka ini meningkat menjadi 80 desa pada tahun 2022, 90 desa pada tahun 2023, dan 108 desa pada tahun 2024.

“Setiap tahun kita menghadapi masalah air atau kekeringan. Kita akan belajar dari Gunungkidul, yang sepuluh tahun lalu juga mengalami kekeringan, namun kini telah menemukan solusi untuk masalah air,” ujarnya.

Para peserta live in di Gunungkidul akan memiliki kesempatan untuk bertanya mengenai berbagai masalah yang ada di lapangan. Pemkab berencana memberikan bantuan, seperti kolam buis deker untuk kolam ikan, dengan bibit ikan yang akan disuplai oleh Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan).

Selain itu, ada program bantuan berupa 8 ayam betina dan 2 ayam jantan. Dengan langkah ini, warga miskin tidak hanya memiliki kolam ikan, tetapi juga ayam. Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian juga akan mendukung dengan memberikan bibit sayuran.

“Harapannya kita bisa kembali ke cara hidup yang harmonis dengan lingkungan,” pungkasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD), Machmuddin, menyampaikan bahwa sarasehan ini diikuti oleh 108 kepala desa dari 25 kecamatan. Pembekalan ini bertujuan untuk menangani kekeringan dan mengelola sumber daya air dengan pendekatan berbasis teknologi, infrastruktur, serta pemberdayaan masyarakat dan desa yang rencananya akan dilaksanakan di Gunungkidul.

“Tujuan dari pembekalan ini adalah untuk memberikan pemahaman mengenai tahapan program ketersediaan air, yang merupakan salah satu langkah cepat dalam 100 hari pertama kepemimpinan Bapak Bupati dan Ibu Wakil Bupati Bojonegoro. Oleh karena itu, kita akan melaksanakan kegiatan live in dan akan ada rencana serta aksi yang akan dilakukan,” jelasnya.

Disisi lain, tujuan dari pelaksanaan pembekalan ini adalah agar peserta memahami tahapan pelaksanaan program ketersediaan air, termasuk kegiatan Live In Penanganan Kekeringan dan Pengelolaan Sumber Daya Air.

“Ayo kita bersama-sama belajar untuk memahami alam yang ada di desa kita. Dengan memahami, kita bisa menciptakan berbagai solusi tentang cara mengelola air bawah tanah, air permukaan, dan air hujan dengan konsep pemanenan air hujan,” tutupnya. (yen)