Peristiwa

Proyek Jembatan Sukosewu-Klepek Molor, Seorang Aktivis Bojonegoro Dapat Bogem

aksesadim01
2819
×

Proyek Jembatan Sukosewu-Klepek Molor, Seorang Aktivis Bojonegoro Dapat Bogem

Sebarkan artikel ini
Img 20250112 Wa0023

BOJONEGORO – Nasip apes dialami saudara (S) salah satu aktivis sosial kontrol asal Kabupaten Bojonegoro – Jawa Timur. Pasalnya, ketika menjalankan tugas membantu warga masyarakat yang terkena dampak pembangunan daerah, S harus mendapatkan beberapa bogem mentah dari para pekerja pelebaran jalan dan jembatan Sukosewu-Klepek hingga mendapatkan perawatan medis di Puskesmas Sukosewu.

Diceritakan S, sebelum insident pengeroyokan tersebut terjadi, awalnya ada warga masyarakat yang minta tolong untuk meluruskan persoalan tanahnya yang terkena dampak pembangunan tersebut. Proyek pelebaran jalan yang di kerjakan CV. WHYD dianggap telah menyerobot tanah milik warga.

“Oleh warga, saya dimintai tolong untuk meluruskan persoalan itu, namun ketika saya dilokasi proyek, tiba-tiba saya langsung di kroyok oleh Pomo (Kontraktor CV. WHYD) beserta anak buahnya,” ucapnya, Sabtu (11/01/2025).

Lantaran mengalami luka yang lumayan, lebam di pipi, juga merasakan nyeri di kaki dan punggung akibat insiden pengeroyokan tersebut, S kemudian melaporkan ke Polsek Sukosewu dengan harapan agar segera diproses sesuai Hukum Pidana yang berlaku. Bahkan sepatunya sampai lepas tidak terasa, karena bagaimana caranya untuk bisa menyelamatkan diri, dan kartu tanda anggota Ormasnya dirampas juga.

“Ini pekerja proyek atau preman, baru kali ini wilayah Kabupaten Bojonegoro terjadi insiden seperti ini, kalau tidak diberikan efek jera sudah pasti akan diulang kembali kejadian serupa, dan bisa mencoreng nama lembaga yang selaku kontrol sosial kalau tidak segera di tangani,” tegasnya.

Sementara itu, menanggapi persoalan diatas, Pomo, selaku kontraktor proyek pembangunan pelebaran jalan Sukosewu- Klepek mengaku tak mau ambil pusing terkait insiden tersebut, ia pun menceritakan kronologinya.

“Awalnya yang bersangkutan mencari saya ke rumah dan dilokasi proyek, tapi gak ketemu, kemudian sekitar pukul 14.30 Wib, dia kembali ke lokasi proyek dengan nada marah hingga memancing emosi warga,” ucap Pomo melalui sambungan telfon WhatsApp kepada awak media.

Tak hanya itu, ketika dimintai respon ihwal insident penganiayaan tersebut telah di adukan ke Polsek Sukosewu, dengan tegas Pomo mengatakan tak masalah. “Kalau dia laporan dan merasa benar ndak masalah tho, tak tatakine (hadapine), tak encepne pisan (tenggelamkan sekalian),” tantangnya dengan nada sombong.

Sementara, Kapolsek Sukosewu IPTU Usodo saat dikonfirmasi awak media mengatakan, bahwa berita acara pelaporan sudah dilimpahkan ke Polres Bojonegoro dan menunggu pemanggilan terduga pengeroyokan.

“Berita acara pelaporan sudah dilimpahkan ke Polres Bojonegoro,” jawabnya.

Perlu diketahui, proyek pembangunan pelebaran jalan dan jembatan Sukosewu – Klepek merupakan pekerjaan yang dihimpun dari Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Penataan Ruang Kabupaten Bojonegoro.

Dalam pelaksanaanya, proyek tersebut juga telihat molor dari waktu yang telah ditentukan, yakni 90 hari kerja, terhitung sejak tanggal 20 September sampai 18 Desember 2024. Dimana proyek yang dibiayai oleh uang rakyat senilai Rp 2,9 Milyar lebih itu proses pembangunannya dipercayakan kepada CV. WHYD. (Er)