Daerah

50 Pustakawan Ikuti Bimtek, Bupati Bojonegoro: Perpustakaan Harus Jadi Agen Literasi

aksesadim01
4790
×

50 Pustakawan Ikuti Bimtek, Bupati Bojonegoro: Perpustakaan Harus Jadi Agen Literasi

Sebarkan artikel ini
C9662895 67b4 4dee 95f7 d89c1914f5cc

BOJONEGORO – Pemerintah Kabupaten Bojonegoro terus berkomitmen memperkuat budaya literasi. Hal itu terlihat dari digelarnya Bimbingan Teknis (Bimtek) Tata Kelola Pengelolaan Perpustakaan oleh Dinas Perpustakaan dan Kearsipan, Senin (22/9/2025) di Aula setempat.

Acara ini resmi dibuka oleh Bupati Bojonegoro Setyo Wahono dan diikuti 50 peserta yang terdiri dari pustakawan berbagai lembaga, mulai dari perpustakaan pondok pesantren, perpustakaan kecamatan, perpustakaan desa, sekolah dasar/MI, SMP/MTs, hingga Taman Bacaan Masyarakat (TBM).

Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan, Erick Firdaus, menegaskan bahwa tujuan Bimtek ini adalah meningkatkan kemampuan pustakawan dalam mengelola perpustakaan sebagai pusat sumber belajar masyarakat.

“Perpustakaan yang dikelola dengan baik bukan hanya sekadar tempat buku, tapi juga harus menghadirkan pelayanan ramah, program edukasi yang menarik, serta promosi kreatif agar semakin banyak warga memanfaatkannya,” jelas Erick.

Menurutnya, pengelolaan yang profesional mencakup pengadaan buku, katalogisasi, klasifikasi, penataan ruang, hingga pelayanan pengunjung.

Dengan begitu, perpustakaan akan benar-benar menjadi pusat informasi sekaligus ruang belajar yang nyaman.

Dalam sambutannya, Bupati Bojonegoro Setyo Wahono menekankan bahwa perpustakaan adalah pintu gerbang ilmu pengetahuan.

Ia mengingatkan, meski literatur bisa diakses dari berbagai sumber, perpustakaan tetap harus menjadi motor penggerak masyarakat untuk gemar membaca.

“Perpustakaan jangan hanya dikelola sebagai fasilitas kantor. Lebih dari itu, harus mampu menggerakkan masyarakat agar memiliki budaya membaca yang kuat,” tegas Bupati.

Bupati juga menegaskan bahwa tantangan zaman menuntut perpustakaan menjadi Pusat Pembelajaran, Pusat Informasi, sekaligus pusat aktivitas masyarakat. Dengan begitu, keberadaannya benar-benar relevan dengan kebutuhan masyarakat modern.

Setyo Wahono menambahkan, perpustakaan tidak hanya dituntut memberi pelayanan konvensional, melainkan juga harus bertransformasi menjadi agen literasi digital.

“Pengelolaan perpustakaan harus mampu menarik generasi muda. Tanpa inovasi dan daya tarik, anak-anak tidak akan datang untuk belajar. Karena itu, Bimtek ini kami harap mampu memberi wawasan baru, keterampilan modern, dan berbasis teknologi,” tegasnya.

Acara ini diharapkan mampu menjadi langkah konkret Pemkab Bojonegoro dalam meningkatkan kualitas perpustakaan sekaligus memperluas dampaknya pada peningkatan literasi masyarakat. (Pro/yen)